Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

10 Nostalgia Masa Kecilku Saat Ramadhan

19 April 2021   01:41 Diperbarui: 21 April 2021   05:49 5380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencicipi makanan/sumber: pixabay.com

Dulu ketika sekolah teman Saya juga bawa petasan kecil ini. Disaat jam pelajaran tiba dan waktu itu jam menunjukan pukul 11 siang namun ruang kelas Saya kosong tidak ada Gurunya.

"Duarr.." mercon cengis teman saya dibunyikan dikelas tersebut, sehingga membuat kaget semua Guru dikantor yang sedang rapat. Akhirnya Saya yang tidak ikut-ikutan pun ikut dipanggil kekantor bersama 3 teman lainnya guna di interograsi oleh kepala sekolah.

7). Jalan-jalan Selesai Sholat Subuh

Ta'lim setiap ramadhan hingga kini masih terus berjalan sebagai pengisi luang ba'da subuh yang dikenal dengan kultum atau kuliah tujuh menit.

Ilustrasi jalan-jalan/sumber: pixabay.com
Ilustrasi jalan-jalan/sumber: pixabay.com
Nostalgia ini masih membekas selalu sampai kini yang pada umumnya dikenal dengan joging namun dilakukan pada pagi buta. Padahal kultum dimushola ada tapi bocil dan orang dewasa kala itu lebih memilih jalan-jalan.

Sambil jalan santai berdua bersama pacar atau pun rombongan bersama teman berjalan sekuat kaki melangkah antara Bulakamba Slatri rutenya setiap hari.

Memang menyehatkan sampai keluar keringet sangkin jauhnya berjalan antara batas desa dengan desa yang lain setiap hari dilalui ketika pagi selesai subuh.

Namun kini sudah raib entah kemana aktivitas ini. Apakah faktor usia yang sudah dewasa atau tidak ada generasi yang mengikuti tradisi tersebut.

8). Main jeblugan

Jeblugan berarti ledakan biasa yang dikenal dengan istilah kompor meledug. Begitu pula dengan jeblugan mainan khas dikampung Saya saat bulan Ramadhan.

Ilustrasi jeblugan/sumber: pixabay.com
Ilustrasi jeblugan/sumber: pixabay.com
Jeblugan terbuat dari bambu wulung yaitu bambu besar dengan panjang satu meter diantara ruasnya dibolongin dan pada pangkal bambu dibuat bolong juga guna menadah minyak tanah.

Hanya dengan minyak tanah yang kini langka dan susah didapatnya maka jeblugan dapat dinyalakan setelah terlebih dahulu dibakar agar minyaknya panas.

Cara menyalakan jeblugan yakni dengan sebuah alat kayu semisal ranting bambu berukuran setengah meter yang ujungnya dikasih minyak lalu dibakar dan ditempelkan pada lubang jeblugan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun