Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Padi Andalan Petani di Masa Pandemi

11 April 2021   21:13 Diperbarui: 11 April 2021   21:20 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen padi manual/foto: samhudi

Musim panen padi yang diawali dari bulan Maret hingga Awal April 2021 baru saja selesai di Daerah Brebes. Kini para petani bersiap-siap menggarap sawahnya untuk tanam padi kedua kalinya atau biasa orang Brebes menyebutnya sebagai nyadon. 

Luasnya hamparan padi di Daerah Jubang Brebes Jawa Tengah, tidak membutuhkan waktu lama saat panen. Pasalnya kini sudah tersedia alat berat bernama mesin panen padi atau yang biasa disebut combet bagi wong jubang dari kata asline bernama Combine Harvester.

Meskipun sudah ada alat modern namun sebagian para petani masih menggunakan panen manual. Inilah 3 alat tradisional milik petani digunakan saat panen padi yang hingga kini dan sampai kapan pun tetap eksis dipakai.

1). Gepyokan

Saya sendiri kurang tahu asal usul nama gepyokan. Sebab sekalipun Saya dikampung namun baru kali ini saja terjun kesawah dan sebelumnya belum pernah sebab lama merantau di Jakarta.

Gepyokan/foto: samhudi
Gepyokan/foto: samhudi
Gepyokan adalah sebuah alat untuk merontokan padi dari batangnya. Dengan alat ini semua padi terkumpul hingga puluhan karung. Terbuat dari kayu menyerupai anak tangga dipasang sejajar.

Sebelum gepyokan digunakan biasa terlebih dahulu dipasang sebuah alat penadah dibawahnya dengan kanan kiri setiap sudut di ikat pada sebuah tiang kecil dari kayu setelah sebelumnya dibersihkan dibawahnya.

Selain itu dibawah gepyokan dipasang jerami bekas sebagai alas agar memudahkan saat digunakan. Fungsi jerami sendiri untuk mengantisipasi agar genangan air sekitar lokasi tidak tembus.

Berat gepyokan sekitar 25 kilo ada juga yang sampai 30 kilo jika bahanya terbuat dari kayu tebal. Bahkan sekarang ada yang terbuat dari besi berbentuk kotak persegi panjang.

2). Cengkrong

Cengkrong atau arit merupakan alat tradisional yang sudah ada sejak jaman dahulu. Alat ini multi fungsi dan masih eksis digunakan oleh para petani baik untuk derep pari atau mencari rumput.

Arit padi/foto: samhudi
Arit padi/foto: samhudi
Cengkrong bin arit alias sabitlah yang menentukan petani mendapatkan hasil maksimal selain itu cengkrong juga memudahkan para petani dalam segalah hal khususnya saat digunakan disawah.

Alat yang menyerupai celurit ini biasa dijual dipasar dipinggir jalan dan toko alat pertanian, ada juga pedagang keliling yang menawarkan berbagai jenis cengkrong khusus untuk panen padi.

Harga cengkrong bervariasi dari 20 ribu sampai dengan 50 ribu tergantung jenis serta mereknya. Kini cengkrong bagi petani merupakan kebutuhan pokok tanpa cengkrong padipun susah didapat.

Walaupun sebagian petani dalam proses memanennya menggunakan mesin panen padi namun cengkrong seperti sudah mendarah daging dan akan tetap melekat sebagai alat utama para petani padi.

3). Gelaran

Gelaran terbuat dari plastik berukuran tebal. Gelaran sering juga disebut sebagai terpal adalah alat untuk mengeringkan padi setelah sebelumnya digepyok. 

Gelaran/foto: samhudi
Gelaran/foto: samhudi
Selain gelaran ada juga yang masih menggunakan plastik putih berukuran panjang dengan lebar dua hingga tiga meter dan semua tergantung petani yang memilikinya. 

Namun secara umum petani lebih mengutamakan gelaran dari pada menggunakan plastik panjang yang juga biasa digunakan untuk menutup bawang.

Gelaran sendiri berasal dari kata gelar atau dibuka secara keseluruhan. Dengan menggunakan gelaran untuk mengeringkan padi maka lebih memudahkan petani dalam memproduksi hasil tanaman padi disawahnya.

Gelaran atau terpal banyak dijual ditoko-toko alat pertanian atau dimaterial bangunan. Harganya juga bervariasi dari mulai 25 ribu permeter sampai 50 tergantung mau belinya berapa meter. Gelaran sering dijumpai dipinggir-pinggir jalan engan warna biru dan orange.

Itulah alat pertanian yang paling utama digunakan petani saat musim panen tiba. Sedangkan kini petani lebih memilih alat pemotong padi dengan menggunakan mesin dari pada cengkrong.

Faktor ini terjadi karena lokasi sawah tidak dapat terjangkau atau fasilitas jalan yang tidak memungkinkan bagi mesin potong padi untuk melewatinya. Seperti terhalang kali kecil tak berjembatan.

Antusias masyatakat Desa Jubang dalam mencari nafkah melalui usaha memproduksi padi tetap lah optimis. Meski kondisi sekarang harga padi sedang mengalami penurunan secara drastis, namun para tani tetap optimis.

Belajar Dari Petani

Hingga kini padi merupakan andalan bagi para petani. Padi adalah kebutuhan pokok bagi warga Indonesia, dari padi maka akan menjadi beras jika sudah digiling. Biasanya petani akan mendapat hasil memuaskan jika sudah panen padi yang kedua kalinya yaitu sadon.

Satu tahun wabah pandemi covid-19 melanda Indonesia telah memorak porandakan perekonomian. Sehingga masyarakat kecil terkena dempaknya.

Pemerintah Indonesia masih berjibaku dengan Covid-19 agar enyah dari bumi Indonesia, dengan menerapkan 3 M. Begitu pula para petani di Daerah Saya, mereka pun tidak patah semangat dalam mencari penghasilan melalui usaha padi.

Sedikit perbedaan, pada panen tahun lalu yang mana padi belum menguning pun sudah ditunggu-tunggu oleh sebagian petani lain untuk ikut memanennya.

Hal ini disebabkan perekonomian warga masih minim dan belum begitu banyak warga memiliki lahan pertanian. Sehingga saat panen padi satu hektar puluhan orang yang memanennya.

Beberapa tahun lalu, sawah hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja seperti juragan, tokoh masyarakat dan keturunan bangsawan. 

Jika panen sekalipun masyarakat ikut memanennya hanya beberapa bagian saja yang boleh digarap sebagian lagi khusus untuk sendiri. Sedangkan kini hamparan padi lebar dan luaspun tidak ada satu orangpun yang mau ikut memanennya atau sekedar menanyakan kapan akan dimulai panen.

Kerja sampingan seperti menanam padi sangat berdampak secara signifikan. Bahkan padi merupakan penghasilan utama petani dan sebagian pekerjaan utama bagi para petani. Oleh karena itu, padi adalah andalan petani. Meskipun diterjang badai pandemi namun tetap giat dalam mengelolanya dan tidak ada kata libur atau PSPBB bagi petani padi.

Semangatnya para petani dimasa pandemi merupakan sesuatu yang perlu untuk diberi apresiasi. Dari merekalah kita bisa belajar tentang arti kerja keras.

Tanpa mereka kita tidak mungkin bisa melakukan apa-apa seperti sekolah, belajar, berkarya dan lain sebagainya.

Hal inilah seharusnya dapat disukuri sebab dari para petani lah perekonomian masyarakat berjalan. Padi merupakan roda kehidupan masyarakat Brebes dan dari petani bisa mengenal pendidikan.

Banyak dari anak seorang petani yang sukses dalam pendidikannya seperti SMP, STM, SMA, SMK bahkan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena sang Ayah memberinya nafkah dari usaha petani. Patut dicontoh untuk semua kalangan sebagai pembelajaran kerja kerasnya.

Kerja sampingan seperti menanam padi, kacang tanah, cabai rawit, bawang merah, dan lain sebagainya ternyata menguntungkan bagi petani. Kisah sukses petani padi pun telah banyak diberitakan dimedia masa.

Pejabat sekelas Menteri pun ternyata banyak orang tuanya yang berlatar belakang dari petani. Jerih payah orang tua demi masa depan anaknya, kerja apapun akan dijalani demi anak. Orang tua mana pun kiranya tidak ingin anaknya gagal dalam pendidikan. 

Semoga para petani tetap semangat demi mensejahterakan masyarakat. Salam..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun