Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon hubbul wathon minal iman wala takun minal hirman inhadu alal wathon. Indonesia biladi anta unwanu fakhoma kullu ma'yatika yauma thomihaya yalqo himama. Pusaka hati wahai tanah airku..
Seperti itulah semangat dari pada Muslimat NU Desa Jubang Brebes Jawa Tengah. Ditengah derasnya arus informasi digital seperti sekarang ini, Muslimat NU Ranting Jubang adalah salah satunya menjadi Garda terdepan dalam menyampaikan kiprah dan dedikasinya melalui Nahdlatul Ulama.
Muslimat Nahdlatul Ulama Ranting Desa Jubang Brebes Jawa Tengah belakangan ini telah membawa perubahan signifikan. Organisasi pimpinan Cabang Muslimat NU tersebut tidak hanya mengalami perubahan signifikan didaerah Jateng yang lainnya pun ternyata mengalami kemajuan yang sangat luar biasa mantul.
Para perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang ini berkumpul menjadi satu saat pengajian Kliwonan seperti kaum emak-emak, Ibu-ibu, pelajar, pegawai, IPNU-IPPNU, Fatayat NU dan juga para pemuda Ansor dari wilayah Desa Jubang dan sekitarnya.
Agenda Jumat Kliwon pasti dan pasti mengadakan pengaosan secara rutin dan bergilir dari rumah ke rumah. Seperti biasa lagu Syubanul Wathan dikumandangkan sebelum acara pengajian dimulai dipimpin oleh Mba Fauziyah Zuhud. Lagu ciptaan KH. Wahab Hasbullah sejak Tahun 1916 Â ini seperti sudah menjadi lagu wajib perjuangan bagi Muslimat NU Desa Jubang Brebes.
Sejarah Muslimat NU bermula pada Kongres NU ke 13 di Menes, Banten Jawa Barat yakni pada tahun 1938. Kondisi pada waktu tersebut termasuk sangat istimewa. Pasalnya, tampil saat itu dua perempuan pertama dipodium. Dua Ibu-ibu tersebut adalah Ny. R Djunaiesih dan Ny. Siti Sarah yang mengungkapkan emansipasi wanita agar memperoleh hak yang sama dengan para kaum laki-laki.
Semenjak Organisasi Nahdlatul Ulama berdiri dari tahun 1926 hingga kini makin kokoh dan tangguh. Sekalipun pada awalnya NU beranggotakan kaum laki-laki saja sebab pada saat itu para Ulama berpendapat bahwa Perempuan belum diperbolehkan berkiprah di NU.
Oleh karena itu selesai pada Kongres NU di Menes tersebut kaum Perempuan memperoleh titik terang khususnya warga Nahdliyin hingga kini secara resmi menjadi bagian dari Organisasi Nahdlatul Ulama agar dapat membantu langkah dan memajukan pendidikan serta Agama melalui Nahdlatul Ulama yang berhaluan Ahlussunnah WalJamaah (Aswaja).
Muslimah NU mulai berperan aktif di Organisasi NU sampai dengan hari ini. Tujuannya pun jelas yakni mewujudkan Jamiyah Nahdlatul Ulama dikalangan perempuan, berjiwa tangguh, berakhlaqul karimah, berilmu, beramal serta berguna bagi Nusa Bangsa dan Agama berdasarkan Asas Pancasila.
Secara Inklusif KH. Ahmad Dahlan asal Pasuruan Jawa Timur berserta para sahabatnya, kala itu begitu masif melaksanakan lobi kepada para pengurus NU guna menyatukan Visi dan Misi dari pada Organisasi Muslimat NU tersebut.
Usulan dari pada KH. Ahmad Dahlan ini pun diterima oleh Para Muasis NU yakni Hadratu Syeikh KH. Hasyim Asyari Sang pendiri Nahdlatul Ulama disusul kemudian oleh KH. Wahab Hasbullah sang pencipta Mars Ya Lal Wathan.
Langkah selanjutnya melalui dewan musyawarah para Kyai maka dibentuklah struktur Organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama. Mulai dari AD/RT Pengasuh, Pengurus, Ketua dan Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggotanya.
Manusia butuh proses dalam menimba Ilmu baik ilmu Agama, Ilmu Umum atau pun Ilmu Pendidikan. Muslimat NU Ranting Desa Jubang Brebes Jawa Tengah sangat cocok dalam mengedukasi masyarakat yang dapat menjadi peneguh Iman didalam berjuang demi menegakan i'la Kalimatillah di bumi Allah Swt bagi para Nahdliyin Ahlussunnah Waljamaah.
Tujuan dari pada dibentuknya Organisasi Muslimat NU yang juga merupakan Badan Otonom (Banom) dari Nahdlatul Ulama tidak lain dan tidak bukan sebagai wadah bagi para perempuan NU didalam berjuang demi menjunjung tinggi harkat serta martabat wanita didalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Satu komandamo dibawah panji Bendera NU yang berhaluan Ahlussunah Waljamaah.
Fenomena Peringatan Isra miraj 2021 tidak seramai pada tahun-tahun lalu. Baik diMasjid, Mushola maupun lapangan kini sepi dari acara tersebut. Hal ini terjadi karena masih dalam suasana Covid-19 namun bukan berarti patah semangat untuk memperingatinnya.
Berbeda di tempat Saya Brebes Jawa Tengah, meski diluar Jawa digegerkan dengan berita banyaknya korban terkonfirmasi dari ratusan hingga ribuan namun ditempat Saya khususnya Desa Jubang Brebes seakan aman terkendali.
Alhamdulillah zona hijau dan itu bukan berarti bebas dari Covid-19. Tetap setiap warga yang hendak bepergian jauh keluar kota Protokol Kesehatan sudah menjadi kewajiban bagi para warganya.
Isra Miraj 2021 memang tidak melulu soal Peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad Saw. Bagi Saya itu suatu keniscayaan yang memang Wajib untuk di imani bagi setiap muslim. Terlepas dari fenomena tersebut, sudahkah diri ini Isra Mi'raj? Pertanyaan ini untuk saya pribadi bukan untuk siapa-siapa. Jadi jika pertanyaanya seperti itu, tentu akan Saya jawab dengan tegas, Belum. Saya masih belajar untuk implementasi tentang hal ini.
Nabi Muhammad Saw dalam sejarah Isra Mi'raj memperoleh perintah dari Allah Swt guna menyampaikan kepada umatnya agar wajib melaksanakan shalat 5 waktu. Hal tersebut sudah banyak dibahas oleh para Ulama Jumhurul Muslimin maupun Kyai yang menerangkannya. Jadi disini Saya tidak akan panjang lebar menerangkannya.
Intinya sebagaimana Rasulullah Saw dalam menyampaikan Risalahnya agar kiranya diamalkan oleh segenap kaum Muslimin Muslimat diseluruh Dunia, khususnya didalam menegakan tiang-tiang Agama sebagai pondasi keimanan.
Isra miraj 2021 berawal dari diri sendiri. Filosofi Hijrahnya Nabi Muhammad Saw, sekarang dapat di implementasikan pada diri. Jika dulu atau pun kemarin belum mau melaksanakan Shalat, sekarang inilah waktunya untuk Shalat, Jika dulu belum mengenal Hijrah, sekarang inilah waktunya untuk berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, dan jika dulu atau kemarin belum mau mematuhi Protokol Kesehatan, maka mulai sekaranglah disiplin terhadap yang dianjuran Pemerintah baik prokes dan Vaksinasi.
Hidayah hanya Allah Swt yang menggerakan namun sebagai sesama hamba Allah tidak ada salahnya untuk saling ingat mengingatkan didalam kebaikan. Ilalladzina amanu wa amilusholihati watas shobi shobr. Alayah.
Mari menjadi lebik baik sebagaimana Muslimat NU yang sekarang lebih giat dalam mengadakan pengajian serta menggelorakan lagu kebangsaan ala NU yakni Syubanul Wathan demi cintanya terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
Isra miraj mencontohkan untuk diri sendiri bukan untuk orang lain. Semua berawal dari kita, siapa lagi kalau bukan kita, apa lagi saat ini kondisi Covid-19 masih masif penyebarannya. Oleh karena itu seyogyanya harus benar-benar diperhatikan. Tetap waspada dan tetap patuhi tiga M dengan tetap memakai Masker saat bepergian, Menghindari kerumunan dan Mencuci tangan.
Tetap semangat dan tetap untuk saling mengingatkan dengan satu sama lainnya demi keselamatan diri, keluarga, teman, saudara dan lainnya. Salam..
Allahumma Sholi Ala Sayidina Wa maulana Muhammad..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H