Para perawi isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw sangatlah beragam. Dalam satu malam Rasulullah Saw melaksanakan perjalanan dari Madjidil Haram ke Masjidil Aqsa sampai naik ke Sidratul Muntaha hanya dengan hitungan detik, menit bahkan ada yang meriwayatkan hanya sekedepan mata. Subhannalah..
Isra Mi'raj identik dengan Sejarah perintah Shalat 5 Waktu, naik turunnya tentang Shalat terjadi ketika peristiwa Isra Miraj ketika berada disidratul Muntaha. Kemungkinan jika tidak ada peristiwa ini, umat Islam tidak akan mengenal dengan ibadah Shalat yang wajib dilaksanakan dalam sehari 5 kali.
Shalat merupakan Rukun Islam nomor dua setelah dua kalimah syahadat dari lima yang lainnya. Amalan shalat inilah yang pertama kali bakal di hisab oleh Allah swt kelak diyaumil akhir sebagai penentuan dari segala amalan yang lain.
Ketika seseorang melaksanakan Shalat fardhu secara fokus hingga mencapai titik klimaks dilaksanakan dengan niat sungguh-sungguh menggapai Ridha Allah Swt bukan niat karena yang lain yakni hanya satu tujuan pada Allah Swt, maka sebenarnya ia telah berkomunikasi secara langsung dengan Allah swt.
Inilah yang disebut dengan khusyu didalam shalat, setelahnya ia akan menemukan ketentraman dalam hidupnya bak seorang Jomblo yang sudah menemukan Jodoh dalam hidupnya. Sebagaimana seseorang dalam menjalankan tugas dikantor misalnya jika sudah selesai dari pekerjaannya maka ia akan merasakan tanpa beban selain dapat bernafas dengan lega dan mendapat gaji.
Aqimisholah inna sholata tanha anil fahsya iwal mungkar, bahwa sholat bukan hanya sebagai obat hati yang menyejukan akan tetapi lebih dari itu sholat juga dapat menghindarkan dari pada perbuatan keji serta mungkar.
Sedangkan peristiwa Isra dan Mi'raj terjadi sebelum Nabi Muhammad Saw Hijrah ke kota Madinah tepatnya pada tanggal 27 Rajab. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Isra Ayat 1.
"Subhanaladzi asra bi'abdihi lailam minal masjidil harami ilal masjidil aqsaladzi baaraknaa hawlahu linnuriyahu min aayaatinaa innahu huas samiiul basiir" yang artinya: Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia maha mendengar maha melihat.
Isra miraj 2021 didalam masa Pandemi Covid-19 ini cara yang sangat mudah guna memperingati Sejarah Isra Mi'raj, sangat banyak sekali macam dan ragamnya dari mulai memperbaiki diri sesusai anjuran Pemerintah tentang Protokol Kesehatan dan yang lainnya.
Hal positif lainnya terkait Isra Mi'raj ini ialah mengisahkan kepada anak didik jika ia seorang Guru, memberikan cerita kepada anak-anak jika ia seorang Ibu atau Bapak kepala rumah tangga. Sebagaimana perjalanan Nabi Muhammad Saw guna menuntun umatnya dengan risalah perintah Shalat.
Isra Miraj 2021 hendaknya dapat menjadi hikmah atau pelajaran berharga didalam kehidupan manusia. Agar dapat menerapkan Perintah Pemerintah dari mulai mengikuti anjuran terutama saat ini dimana Wabah Pandemi Covid-19 belum juga enyah dari bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka salah satunya adalah tetap bersabar dan wajib memakai masker demi keselamatan diri dan orang lain.
Satu tahun Wabah Pandemi Covid-19 telah melanda bumi pertiwi Indonesia dan telah memporak porandakan sendi-sendi perekonomian Indonesia. Terutama masyarakat kecil yang jelas merasakan lumpuh akibat dampak dari Covid-19 ini.
Sebagai orang yang beriman dan yakin akan taqdir Tuhan, hendaknya tidak usah ngeyel jika ingin kehidupannya lebih baik. Athiullaha wa athiurasula waulil amri minkum, setelah taat kepada Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya serta taat dan patuh kepada Perintah Nabi Muhammad Saw dengan menjalankan sunnah-sunnahnya. Maka tidaklah sempurna jika belum mentaati Pemimpin yang berada diwilayahnya. Pemerintah sedang berjibaku dengan Covid-19. Oleh karena itu menganjurkan untuk Vaksinasi dan mematuhi Protokol Kesehatan adalah wajib dilaksanakan perintahnnya.
Isra miraj 2021 dalam masa Pandemi Covid-19 ini, juga sudah banyak para Kyai, para Ulama, Para Habaib yang senantiasa membimbing umatnya agar senantiasa mengingat Allah dengan Ijazah yang diberikan termasuk Sholawat Likhomsatun dan Shalawat Tibbil Qulub.
Allahumma Sholi Ala Sayidina Muhammadin Tibbil Qulubi wadawa iha wa afiatil abdaniwa syifa iha wanutil abshori wadawa iha wa ala alihi washohbihi wassalim.Â
Ya Allah berilah rahmat kepada baginda kami Nabi Muhammad sang penyembuh hati dan obatnya. Memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya juga kepada keluarga dan sahabat Beliau serta Semoga Engkau memberikan keselamatan.
Shalawat Tibbil Qulub belakangan telah menjadi amalan rutinitas bagi warga Nahdliyin khususnya. Terutama dibaca saat menjelang Shalat Fardhu diseluruh kampung-kampung, desa-desa bahkan kota sesuai anjuran ijazah dari sang Kyai. Semua semata-mata sebagai upaya ikhtiar bathin guna mencegah Covid-19 yang tidak kunjung usai. Semoga dengan secara istiqomah wabah pandemi segera berlalu dan semuanya Insya Allah dapat kembali beraktifitas dengan bebas.
Semoga isra miraj 2021 dengan situasi Covid-19 seperti ini dapat menjadi suatu pelajaran berharga bagi Manusia agar lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Bahwa segala sesuatunya yang terjadi dimuka bumi ini adalah milik Allah swt.
Allahumma sholi ala Sayidina wamaulana Muhammad. Salam..
Samhudi BhaiÂ
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa-Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H