Bertepatan dengan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke 98 Tahun serta Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Ke 3 Tahun Kyai NU, sedikitnya 98 Kyai dari seluruh Jawa Timur menjalani vaksinasi covid-19 dikantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.
Salah satu peserta vaksinasi dari seluruh Kyai tersebut adalah KH. Marzuki Mustamar Pengasuh Ponpes Sabiilul Rosyad Gasek Malang, plus Ketua pengurus Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, Kyai Haji Anwar Mansur atau Mbah War Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri yang juga menjabat sebagai Rois Syuriah PWNU Jatim serta Kyai-Kyai NU lainnya.
Sebagai warga Nahdliyin harus bangga terhadap sang Kyai yang telah memberi suri tauladan baik. Terlebih sebagai Generasi Muda NU harus semangat dalam berhidmat kepada Nahdlatul Ulama.
Vaksinasi yang diberikan kepada 98 Kyai dan tokoh Nahdlatul Ulama tersebut ternyata mempunyai makna tersendiri yakni dalam rangka memeriahkan hari lahir Nahdlatul Ulama ke 98 Tahun.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh KH Abdussalam Shohib atau sapaan akrabnya dengan Gus Salam yang merupakan Wakil Ketua PWNU Jatim.
"Alhamdulillah pada hari ini dalam rangkaian harlah NU yang disenggelarakan PWNU Jatim kita bisa melaksanakan vaksinasi 98 Kyai dan tokoh NU Jatim" ujar Gus Salam pada Selasa 23 Februari 2021 dikantor PWNU. Sumber:detik.com.
Sebagai bentuk syukur kehadirat Ilahi, Gus Salam tidak lupa pula menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam keoada Pemerintah terkait suksesnya acara vaksinasi tersebut kepada para Kyai NU.
Menurut Gus Salam bahwa Vaksinasi Covid-19 sangat penting untuk dilaksanakan sebab sebagai Pengurus-Pengurus dari pada figur Nahdlatul Ulama harus tetap sehat dalam melayani Umat khususnya untuk warga Nahdliyin.
Inilah Kyai NU yang patut untuk dicontoh bagi umat Islam khususnya Warga NU dan patut untuk di ikuti ajarannya. Tanpa ragu dan rasa takut mereka jalani sesuai anjuran Pemerintah dengan sempurna.
Sebagaimana kaum sebelah yang justru menolak untuk vaksinasi dengan alasan inilah itulah kampretlah dan segudang alasan lainnya mereka ngeles bahkan menggempurkan hoak vaksin dengan keji kepada Pemerintah tanpa rasa bersalah.
Masyarakat butuh bimbingan, masyarakat butuh Pemimpin dan pengayom yang bukan hanya benar ajarannya namun sanad keilmuannya juga baik. Maka dari itulah Kyai NU mencontohkannya. Jika sedikitnya 98 Kyai NU ikut program Vaksinasi, masa sebagai santri tidak?.
Alangkah malunya sebagai murid, santri ataupun alumni suatu pondok pesantren apa bila tidak mendukung tindakan Vaksinasi yang sudah benar para Kyai jalani dalam rangka Ikhtiar pada Allah Swt. Apakah mau disebut murid ndableg atau murid mbeling oleh seorang Guru?.
Sanksi menolak vaksin sudah diterapkan oleh Presiden Joko Widodo yang tak lain dan tidak bukan demi keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia sendiri bukan untuk yang lainnya. Disamping itu adanya sanksi ini merupakan langkah ikhtiar Pemerintah dalam mengusir wabah pandemi covid-19 agar cepat pulih serta normal kembali seperti sedia kala.
Oleh karena itu adanya 98 Kyai Nahdlatul Ulama yang ikut dalam Program Vaksinasi tersebut, sebenarnya adalah memberi contoh agar kiranya sudi untuk di ikuti. Sebab para Kyai tersebut, disamping sebagai Guru Agama juga merupakan bagian dari orang tua yang harus dilaksanakan perintah baiknya.
Sanksi menolak vaksin perlu untuk diadakan dan ini tentu bukan tanpa alasan. Pemerintah sedang benar-benar membangun bangsa demi Indonedia Maju. Maka terkait vaksinasi pun sangat perlu untuk dikeluarkannya Perpres.
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik segala apa pun keputusan dari seorang Presiden terlebih untuk kemaslahatan bersama, kiranya tidak elok jika menolak vaksin yang sudah diusahakan untuk masyarakat Indonesia.
Melihat sikon sekarang ini, terlebih disosial media, sungguh ngeri dan mengenaskan. Sebab yang terjadi justru sebaliknya yakni mereka para anti vaksin justru hanya mencela, membenci serta mengkerdilkan langkah baik Pemerintah dalam program Vaksinasi covid-19 ini.
Pemerintah salah apa? Menurut Saya tidak ada yang rugi jika langkah Pemerintah di ikuti. Toh demi diri dan orang lain. Demi diri yakni nyawa dan imunitas terjaga, demi orang lain yakni tidak terpapar covid-19. Pasalnya, Saya yakin se yakin-yakinnya bahwa Presiden di Negara manapun tidak ada yang menginginkan rakyatnya menderita, sengara ataupun mengalami kesulitan didalam hidupnya seperti sekarang ini.
Sanksi menolak vaksin sekarang telah berjalan. Tidak ada yang bisa ganggu gugat Keputusan Presiden. Adapun bagi anti vaksin dan tetap bersikeras untuk menolak vaksin atau tidak mau ikut program vaksinasi yo sak karepmu ndrun.
Pada akhirnya Saya teringat akan dawuh Guru Spiritual Saya yang berpesan agar tetep teteg pada Ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Melalui Beliau Hadratus Syaikh Mbah Hasyim Asy'ari sang Pendiri NU Allahu yarham yang sampun dawuh kangge Warga Nahdliyin meketen:
"Siapa yang mau mengurus NU Saya anggap sebagai Santriku. Siapa yang jadi Santriku Saya doakan khusnul khotimah keluarganya"
Lewat Harlah GMNU Ke 3 Tahun dan juga Harlah NU Ke 98 Tahun. Saya mengucapkan semangat berjuang dan berdakwah demi dan untuk NU. Mari menyongsong satu abad meneladani Muassis menuju kemandirian NU.
Allahumma sholi ala Sayidina Wa Maulana Muhammad..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H