Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

98 Kyai NU Saja Ikut Vaksinasi, Masa Kita Tidak?

24 Februari 2021   16:11 Diperbarui: 24 Februari 2021   16:15 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puluhan kiai di Jatim mulai divaksin (Foto: Amir Baihaqi/detikcom)

Alangkah malunya sebagai murid, santri ataupun alumni suatu pondok pesantren apa bila tidak mendukung tindakan Vaksinasi yang sudah benar para Kyai jalani dalam rangka Ikhtiar pada Allah Swt. Apakah mau disebut murid ndableg atau murid mbeling oleh seorang Guru?.

Sanksi menolak vaksin sudah diterapkan oleh Presiden Joko Widodo yang tak lain dan tidak bukan demi keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia sendiri bukan untuk yang lainnya. Disamping itu adanya sanksi ini merupakan langkah ikhtiar Pemerintah dalam mengusir wabah pandemi covid-19 agar cepat pulih serta normal kembali seperti sedia kala.

Oleh karena itu adanya 98 Kyai Nahdlatul Ulama yang ikut dalam Program Vaksinasi tersebut, sebenarnya adalah memberi contoh agar kiranya sudi untuk di ikuti. Sebab para Kyai tersebut, disamping sebagai Guru Agama juga merupakan bagian dari orang tua yang harus dilaksanakan perintah baiknya.

Sanksi menolak vaksin perlu untuk diadakan dan ini tentu bukan tanpa alasan. Pemerintah sedang benar-benar membangun bangsa demi Indonedia Maju. Maka terkait vaksinasi pun sangat perlu untuk dikeluarkannya Perpres.

Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik segala apa pun keputusan dari seorang Presiden terlebih untuk kemaslahatan bersama, kiranya tidak elok jika menolak vaksin yang sudah diusahakan untuk masyarakat Indonesia.

Melihat sikon sekarang ini, terlebih disosial media, sungguh ngeri dan mengenaskan. Sebab yang terjadi justru sebaliknya yakni mereka para anti vaksin justru hanya mencela, membenci serta mengkerdilkan langkah baik Pemerintah dalam program Vaksinasi covid-19 ini.

Pemerintah salah apa? Menurut Saya tidak ada yang rugi jika langkah Pemerintah di ikuti. Toh demi diri dan orang lain. Demi diri yakni nyawa dan imunitas terjaga, demi orang lain yakni tidak terpapar covid-19. Pasalnya, Saya yakin se yakin-yakinnya bahwa Presiden di Negara manapun tidak ada yang menginginkan rakyatnya menderita, sengara ataupun mengalami kesulitan didalam hidupnya seperti sekarang ini.

Sanksi menolak vaksin sekarang telah berjalan. Tidak ada yang bisa ganggu gugat Keputusan Presiden. Adapun bagi anti vaksin dan tetap bersikeras untuk menolak vaksin atau tidak mau ikut program vaksinasi yo sak karepmu ndrun.

Pada akhirnya Saya teringat akan dawuh Guru Spiritual Saya yang berpesan agar tetep teteg pada Ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Melalui Beliau Hadratus Syaikh Mbah Hasyim Asy'ari sang Pendiri NU Allahu yarham yang sampun dawuh kangge Warga Nahdliyin meketen:

"Siapa yang mau mengurus NU Saya anggap sebagai Santriku. Siapa yang jadi Santriku Saya doakan khusnul khotimah keluarganya"

Lewat Harlah GMNU Ke 3 Tahun dan juga Harlah NU Ke 98 Tahun. Saya mengucapkan semangat berjuang dan berdakwah demi dan untuk NU. Mari menyongsong satu abad meneladani Muassis menuju kemandirian NU.

Allahumma sholi ala Sayidina Wa Maulana Muhammad..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun