Kritik pejabat publik oleh oknum tertentu sudah banyak digempurkan melalui ujaran kebencian terhadap tokoh-tokoh NU dimedsos. Misalnya sering dijumpai yang mengatakan ini dan itu kepada Kyai dan Ulama NU. Kelompok inilah pemecah belah karena mereka tahu bahwa NU adalah basis utama NKRI. Harapannya jika NU terpecah maka NKRI gampang dikuasai. Mereka telah mimpi disiang bolong.
Makanya banyak yang berani mengaku-ngaku kalau NU dijaman sekarang sebagai NU GL, NU paling lurus, NU dari Imam besar bukan NU dari mbah Hasyim Asyari. Padahal sejak dulu NU hanya satu.
Munculnya NU GL ini sudah terbukti nyata. Sebagai contoh pada saat mereka telah berani memfitnah Kyai Aqil Sirajd, Habib Luthfi, Gus Muwafiq dan Kyai NU lainnya yang semuanya merupakan sesepuh NU tulen sebelum ada fenomena NU GL diklaim sebagai yang paling benar.
Kritik pejabat publik sering kali terlontar dari kelompok Salafi, Wahabi, Eks HTI dan lain sebagainya. Apa lagi fitnah tersebut ditujukan kepada Habib Luthfi sebagai Wantimpres. Habib Luthfi bagian dari pejabat Kabinet Indonesia Maju.
Sekalipun kritik pejabat publik yang disampaikan oleh oknum tertentu telah selesai tanpa masalah karena telah dimaafkan oleh para Kyai dan Ulama NU, Namun hal ini tidak dapat untuk dibiarkan. Karena berbahaya jika tidak ditangani dengan mengcounter mereka.
Maka tidak heran jika Beliau sering dikritik. Namun bukan kritik untuk membangun, justru yang mereka lakukan adalah tindakan ujaran kebencian dengan dalih agama sebagai tameng dan senjata.
Terjadi pada beberapa bulan lalu hingga viral menjadi gorengan basi dan menjadi berita unfaedah kaum kadrun ditambah lagi dari kaum Wahabi yang jelas musuh utama bagi NU. Padahal sikap mereka terhadap Kyai NU adalah fitnah belaka.Â
Oleh karena itu salah satu tujuan dari pada hadirnya komunitas Generasi Muda NU ini menjadi barometer para Kyai dan Ulama NU untuk mengcounter segala fitnahan, propaganda dan hoak yang mereka tujukan kepada para Kyai dan Ulama NU. Membela Kyai dan Ulama NU adalah  suatu kewajiban bagi Nahdliyin.
Komunitas GMNU adalah komunitas dakwah melalui media sosial. Komunitas ini mengedepankan sikap untuk saling toleransi (tasamuh) tawasut (moderat). Memiliki sikap Nasionalisme serta jiwa patriot pada tinggi pada NKRI dengan jargon Hubbul Wathon Minal Iman.Â
Guna tercapainya ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin serta mengupayakan tumbuhnya rasa solidaritas kuat antar sesama umat beragama didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bangsa yang gemah ripah loh jinawi toto titi tentrem menuju baldatun thoyibatun warobun ghofur.Â
Berbagai latar belakang dari mana dan profesi apapun semua ngumpul dikomunitas ini. Baik pelajar, mahasiswa, mahasiswi, buruh, petani dan lain sebagainya. Namun, rata-rata berisi dari para kader Ansor dan Banser juga Santri.