Mungkin diantara kita sering mendengar orang yang berkata "pikir dua kali sebelum terjadi" iya kan? Tentu kalimat tersebut bukan saja bermakna anjuran namun lebih kearah konteks yang sebenarnya dengan apa yang dilakukan.
Kali ini saya ingin sedikit membahas kalimat tersebut yang kelihatan sepele namun penuh manfaat dan berharap dapat menambah wawasan kita tentunya agar siap menghadapi pernikahan.
Versi orang menjelang pernikahan memang beragam. Hal ini bukan perkara mudah untuk mengaplikasikannya didalam rumah tangga nantinya. Ok siap?
Persiapan menikah tentu sangat diperlukan terlebih jika orang jawa terkenal masih kentalnya mitos berlaku hingga kini dan ini sangat sakral sekali seperti contohnya mandi kembang dan lelaku puasa mutih dihari kelahirannya.
Sebagaimana prosesi pernikahan saudara saya pada beberapa tahun yang lalu di kampung Brebes Jawa Tengah. Acaranya sangat sederhana namun sangat meriah sekali dan konon dari persiapan termasuk puasa mutih yang dilakukannya sebelum nikah.
Diantara persiapan yang umumnya dilakukan masyarakat kampung brebes didaerah saya adalah sebagai berikut:
1). Mohon doa restu dari kedua orang tua
Syarat pertama dalam membina maghligai rumah tangga yang pertama adalah orang tua. Orang tua merupakan kunci segala kunci keberhasilan dan keberkahan dalam hidup dunia akhirat.
Sebab banyak sekali kalangan anak muda dijaman sekarang menikah tanpa restu orang tua. Padahal suatu yang dianggap kurang adab jika hal sakral ini orang tua sampai dilupakan. Naudzubillah..
Bahkan dikarenakan hanya tidak dapat restu orang tua, sang anak tersebut kabur dari rumah. Berita semacam itu hingga kini masih terlihat dan terdengar diTv.
Miris, sang anak begitu nekat dan berani melakukan tindakan tidak terpuji ini. Bahkan lebih sadis lagi sang anak sampai melakukan tindakan bunuh diri bersama.
Jika sudah begini siapa yang disalahkan? Orang tua atau sang anak yang bandel nekat bunuh diri masal bersama kekasihnya? Jelas salah anak karena bagaimana pun juga adalah anak tidak berhak untuk mengatur orang tua.