Jaman sekarang curanmor bukan lagi dibobolnya ditempat lalu dinaikinya dan seterusnya dibawa kabur. Maling motor jaman sekarang langsung menggunakan mobil jenis pick up atau lainnya hal ini sebagaimana yang diceritakan oleh Aris.
"Jangan salah mas sam, maling sekarang langsung pakai mobil pick up dengan pura-pura sebagai dealer motor. Jumlahnya banyak ada sekitar enam orang dengan tugasnya masing-masing". Ujar aris pekerja bengkel motor ketika saya tanyai dijalan plumpang semper koja jakut dibengkelnya. Pada pagi tadi.
Waspada curanmor itu penting maka jika ingin aman pasanglah alat Alarm. Bisa dibeli ditoko-toko spart part motor atau bisa dicari yang tersedia ditoko online.Â
"Mereka umumnya sindikat, jaringan dan penadah. Sehingga hal ini sudah menjadi pekerjaan mereka setiap harinya. Jika motor dikunci stang cara mereka untuk membukanya hanya dibenturkan ketembok sehingga stang kembali normal, baru kemudian dibuka kembali dengan menggunakan kunci leter T". Kata Ari menjelaskan pada saya.
Para sindikat ini tugasnya berbeda-beda. Ada yang menjadi pengawas, menjadi komando dengan kode, menjadi supir, dan pengangkut motor ke mobil pickup.Â
Menurut aris dulu pernah punya teman yang kebetulan service motornya pada bengkel Aris. Namun setelah diketahui dia adalah seorang mantan residivis specialis maling motor yang sudah bolak-balik masuk tahanan dan DPO. Namun sekarang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Kisah residivis ini dalam aksinya paling sedikit satu hari mendapat tiga motor sekaligus. Mereka menggasaknya dengan menggunakan mobil pickup.
Komplotan curanmor yang diceritakan oleh Aris tentang residivis ini bukan hanya di Jakarta saja. Didaerah atau dikampung juga sama. Mereka bekerja secara terorganisir. Ada yang bekerja ada pula sebagai penadahnya.Â
Langkah aman dari curanmor tidak ada lagi selain memasang Alarm yang dibelinya dengan harga 250 ribuan. Bisa dipasang dibengkel umum atau bengkel khusus motor tersebut.
"Lumayan jika dikumpulin sama penadah sehari tiga motor maka dalam sebulan dari enam orang tersebut dapat menjadi kaya mendadak" ujar Aris.
Para penadah juga tersebar di berbagai daerah bukan hanya di Jakarta saja. Mereka umumnya disamping bekerja sebagai penadah juga sebagai jaringan dari komplotan curanmor.