Anies Baswedan ternyata baru sembuh dari covid-19 sehingga ia tidak ikut dalam rombongan tersebut. Akan tetapi jika seandainya Anies tidak terkena covid-19 pun saya sih yakin ia juga tidak akan mau datang. Loh kenapa? Karena Tempatnya kumuh kolong jembatan,;tar malah kena virus congorna lagi.Â
Iyalah, dia kan yang selama ini konfren-konfres ngitungin kasus meninggal dengan bergetar hebat konferensi pers media tentang jumlah warga akibat covid-19. Padahal dia sendiri kena. Hehe..
Enak kan selama 14 hari lebih Anies menjalani isolasi mandiri? sebab biar kapok ngak lagi ucapkan alhamdulillah atau bersyukur mengucap warga DKI pecah record kasus positif corona pada warga dan sekarang dia yang kena covid-19 dah. Hehe.. bisa gitu yak?
Sekelas Mantan Menteri Sosial Juliari Batu Bara pun tidak pernah tahu sikon warga DKI yang demikian. Belum pernah sebelumbya gubernur DKI melakukan Blusukan pun belum pernah mendengar mantan menteri sosial Juliari melakukan blusukan ke warga DKI Jakarta.
Anggaran demi anggaran yang sekian banyaknya hanya untuk kepentingan politiknya seakan raib tanpa kabar kemana arah rimbanya. Dari mulai pulpen, aibon, formula e, pohon mahoni dan anggaran yang bernilai ratusan juta lainnya hingga kini seakan tidak pernah ada kabarnya.
Ketika banjir melanda sebagian kota Jakarta pada tahun lalu pun anggaran untuk korban banjir masih sempat-sempatnya disunat. Sepertinya ingin dapat dukungan warga namun tidak mau memperhatikan nasib warganya.
Maju kotanya sengsara rakyatnya sepertinya pas untuk saat sekarang ini. Bukti bahwa masyarakat bawah tidak diperhatikan oleh Gubernur. Hingga akhirnya Bu Risma datang dengan Blusukannya. Hal ini sebenarnya dapat menjadi pelajaran bagi Gubernur bagaimana menghargai langsung dan memperhatikan warganya agar mengerti situasi kondisi yang ada di Ibu Kota.
Bu Risma bertemu dua pasangan sebagai pemulung sampah yang jauh dari kata layak dalam soal penghasilan. Mereka dalam sebulan hanya mampu mendapatkan uang sekitar 800 ribu rupiah dan belum dibagi untuk keluarganya pemulungnya dikampung yang harus dibyayai oleh mereka sebagai pemulung sampah.
Sebagai Ibu juga tentunya siapa pun tidak akan kuat menyaksikan pemandangan tersebut. Hati seorang Ibu Risma takluk tatkala menyaksikan peristiwa ini dalam blusukannya. Sehingga sebagai mana kebiasaannya menolong masyakarat Surabaya, Bu risma pun terketuk hatinya memberikan bantuan ala kadarnya pada pemulung tersebut.
"Bapak Ibu saya carika rumah jadi ngak perlu ada biaya kontrak. Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari kementrian sosial biasa bisa untuk bapak dan sambil saya ajari usaha. Masa mau gini terus. Ya mau ya" ujar bu risma seperti dikutip dari detik.com pada senin 28/12/2020.