Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gus Mus Dan Gus Yaqut Dua Tokoh Idola NU

27 Desember 2020   13:23 Diperbarui: 27 Desember 2020   13:56 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mengikuti perkembangan dari berita terkini terkait reshuffle dari Kabinet Indonesia Maju dari ke enam Menteri tersebut semakin menarik untuk saya pribadi yang ingin mengulasnya.

Kabinet baru Jokowi memang sedang menjadi perhatian bublik diakhir bulan Desemeber dari tahun 2020 ini. Bisa kita lihat secara langsung dimedia sosial.

Banyaknya berita seputar Kabinet Indonesia Maju simpang siur diberanda medsos seakan menjadi bagian dari konsumi utama kita dalam kehidupan.

Bagi saya pribadi tidak ada yang salah untuk pemerintah saat ini dalam reshuffle para kabinetnya, justru sudah pas ketika pemerintah secara langsung memilih dan menetapkan 6 menteri sebagai bagian dari sisa jabatan peride 2019-2024 kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Jokowi Widodo pada 22/12/2020.

Banjir opini dan perspektif dalam sosial media sudah biasa dan wajar ketika hal tersebut terjadi, yang luar biasa bagi saya adalah Banjir Pujian bagi seorang Menteri Agama yakni Yaqut Cholil Qaumas dari satuan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor dan Organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Kabinet baru jokowi dari 6 Menteri yang dilantik pada Rabu, 23/12/2020 lalu di Istana Negara Jakarta, tentunya bukan perkara mudah bagi masing-masing nama yang menjabat sebagai Menteri dalam mengemban amanah dan tanggung jawab yang dipikulnya.

Ketika Menteri Agama Gus Yaqut dari kalangan Nahdlatul Ulama, tentu sebagai Santri yang diamanahkan oleh Presiden untuk mengemban tugas ini, maka Beliaupun tahu apa selanjutnya yang harus dilakukan agar kedepan tugasnya dapat sesuai Visi Misi Pemerintahan.

Siapa sih yang tidak ingin didoakan orang tua? Apa lagi orang tua kandung sendiri misalnya, mungkin semua sudah pada tahu dahsyatnya doa dari orang tua.

Hal inilah yang secara spontan dilakukan oleh Gus Yaqut. Sekalipun kita tahu bahwa Beliau mumpuni dalam bidangnya dari keluwesan ilmu yang didapatnya, namun tidak berbesar hati alias Jumawa.

Beliau tetap rendah hati dan bersahaja dalam menghadapi berbagai problematika didalam kehidupannya. Apa lagi mengemban tugas negara yang tidak semudah membalikan telapak tangan. 

Antusias warga Nahdliyin pun senantiasa mendukung langkah-langkahnya, mendorong untuk kemajuan bangsa dan sattu yang perlu digaris bawahi bahwa hidup Beliau kini telah dinyatakan sebagai wakaf untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai bagian dari Kabinet Indonesia Maju, Gus Yaqut tidak tinggal diam sampai disitu saja. Khususnya ketika menyaksikan yang kian masif dimedsos terkait kaum intoleran dan radikalisme.

Oleh karenanya langkah Beliau sudah tepat dalam menjalankan misi pemerintahan yakni dengan terlebih dahulu mendatangi para alim para ulama dan kyai yang rendah hati sebagai santri.

Selang beberapa hari dari pelantikannya Beliau pun langsung tancap gas bersafari ziarah dengan mengunjungi para ulama dan kyai untuk minta nasehat dan doa restu kepada guru-gurunya baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup yang sudah dianggap sebagai orang tuanya. Khususnya kepada Gus Mus.

Gus Mus dan Gus Yaqut adalah dua tokoh idolanya warga Nahdlatu Ulama yang tidak dapat dipisahkan. Merekalah yang selama ini memberi inspirasi pada kita tentang Nasionalisme bukan aspirasi yang menjanjikan.

Gus Mus panggilan akrab dari KH Ahmad Musthofa Bisri ini merupakan paman dari Gus Yaqut yang menjabat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Beliau terkenal sebagai Kyai Kharismatik dikalangan Nahdlatul Ulama juga Kyai Kontemporer yang mampu menjadi magnet dari berbagai Umat beragama di Indonesia.

Beliau Kyai yang ramah bukan marah, Kyai yang merangkul bukan memukul dan Kyai yang mengajak bukan mengejek.

Sopan satun, berubudi luhur, berakhqul karimah, rendah hati, tawadhu, penuh toleransi dan keluasan ilmunya yang tidak dapat diragukan lagi. 

Wajar apa bila Gus Yaqut meminta pada Gus Mus untuk memberi wejangan, petuah, pesan atau pun nasehat. Sebab Gus Mus disamping dianggap sebagai guru utamanya Gus Mus sudah dianggap sebagai orang tuanya.

Kabinet baru Jokowi diharapkan mampu menjadi jembatan bagi kemajuan bangsa Indonesia. Sebagaimana yang kita harapkan dengan munculkan Menteri Agama yang bukan saja Menjadi Menteri untuk satu Agama akan tetapi harapan kita Beliau adalah Menteri semua Agama.

Demikian yang disampaikan oleh Gus Mus pada Gus Yaqut pada pertemuannya di pondok pesantren Radhotut Tholibin Sarang Rembang Jawa Tengah.

Memberikan pesan positif untuk tidak bermain korupsi juga tidak berat sebelah dalam mengayomi masyarakat Indonesia.

Selain itu Gus Mus juga berpesan agar semua kalangan masyarakat diajak untuk bersatu yakni mencintai bangsa dan Negara Kesatuan Rebublik Indonesia.

Dua wejangan Gus Mus ini semoga dapat dilaksanakan pada Menteri Agama agar mampu menjembatani bagi Kelompok kalangan mana pun tanpa memandang dari segi Agama, Ras, Suku dan golongan.

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun