Sering kali kita mendengar kata Puber yang mana kata istilah ini biasa ditujukan pada remaja usia 17 s/d 30 dan saya yakin semua orang pasti mengalami puber tak terkecuali Saya.Â
Lalu setelah ada puber pertama, saya denger ada istilah dengan puber kedua? Kalau yang ini jujur saja saya malah baru dengar puber kedua yang ini.
Jika pada masa puber pertama itu wajar yang memang para remaja di usia muda antara 18 sampai dengan 30 an sedang memikiki jiwa membara atau jika kata bung Rhoma Irama darah muda.
Selain itu penyanyi pop Crise juga mengatakan dalam lagunya: kisah kasih disekolah yang memang lagu ini mengisahkan cinta pasangan muda mudi yang terjadi pada masa puber pertama pada setiap orang yang mengalaminya.
Sikap ke ingin tahuan dari puber pertama inilah yang kebanyakan dari generasi milenial mencari jati dirinya. Yakin jika pasangan yang dimilikinya sesuai kriteria maka berlanjut ke jenjang pernikahan.
Sebaliknya putus nyambung putus nyambung juga kerap terjadi pada masa puber pertama. Dahsyat sungguh luar biasa, akan tetapi masih dalam batasan-batasan yang umum yakni pacaran.
Lalu lebih hebat puber pertama atau puber kedua? Opini saya sih puber kedua, karena hal ini jelas berat, ibarat sebuah penyakit maka penyakit kronis yang susah untuk disembuhkan.Â
Puber kedua jujur saya belum mengalaminya. Hehehe.. ya jujur belum wong puber pertama saja belum puas kok karena saya bukan type buaya darat atau apalah-apalah namanya gitu.
Ironis sih jika menurutku dalam puber kedua sampai terjadi hal yang lebih dalam dalam artian sampai terjadi perselingkuhan pribadai. Jelas ini merupakan momok yang tidak disukai oleh kaum hawa. Sebab telah ingkar dalam moment janji suci pernikahan.
Puber pertama sekalipun ada namun efeknya tidak sampai dalam. Misalnya cukup suka, senang, ngefans, dan cinta biasa. Sebab grogi yang selalu mengiringinya membuat prosws puber pertama ini tidak sejalan mulus.
Sebagaimana pengalaman saya dulu ketika masih sekolah dan sampai sekarang masih jomblo. Ya saya masih jomlo jujur saja, akibat puber yang tidak tersampaikan karena ada faktor lain yang menurut saya umumnya cewe hanya memandang cowok dari segi materialistis dan jika ketemunya itu saya tidak mau.
Pada proses puber pertama terus terang saja saya merasa grogi campur bingung seakan-akan merasa serba salah tingkah. Padahal saya suka tetapi ketika ada orang tidak berani mengungkapkanya.
Waktu itu kelas tiga Madrasah umur 21 saya mulai sedikit demi sedikit mengalami puber namun tidak berlangsung lama, mungkin sekitar dua tahunan saja karena masih takut main cinta-cintaan berhadapan saja malu.
Puber kedua yang konon diusia 30 sampai dengan 40 an tahun ini menjadi momok dalam hubungan rumah tangga. Banyak kisah nyata yang terjadi diusia tersebut.
Mengapa harus ada puber kedua? Dan apakah yang menyebabkan puber kedua terjadi?
Puber kedua tidak ada yang salah yang salah adalah orangnya. Sebab ini terjadi umumnya karena faktor suka sama suka. Lalu bagaimana jika istri tahu dan akhirnya menggugat dipengadilan minta cerai karena perselingkuhan yang dilakukan suaminya. Inilah repotnya.
Kecuali jika istri mengetahui hal ini dan mengiyakan untuk dimadu dan menjadi istri kedua maka boleh saja. Asal dinikahi bukan sekedar diselingkuhi. Ini fakta.
Umumnya puber kedua terjadi karena faktor ekonomi yang menjadi alasan utama. Contohnya suami punya uang banyak, harta melimpah, punya usaha dimana-mana. Jadi milyader pula.
Sedang istri cuma satu yang servisnya mungkin kurang memuaskan atau lainnya. Maka ini pun bisa menjadi faktor utama seseorang dalam puber kedua.
Momok ini sangat kental terjadi dimasyarakat perkotaan khususnya. Apa lagi pasangan selingkuhannya sama-sama satu rekan kerjanya dikantor. Merasa aman maka terjadilah perselingkuhan dimasa usia yang tidak lagi muda. Hal ini juga nyata terjadi.
Salah satu jalan agar dari kedua belah pihak baik istri dan suami tidak banyak tingkah diusia puber kedua ini, harus punya komitmen sejak awal sebelum masuk ke jenjang pernikahan.
Ini penting dilakukan mengingat puber kedua sangat rentan terjadi didalam hubungan rumah tangga seseorang. Baik suami atau pun istri harus punya iman yang kuat jangan sampai tergoda oleh bujuk rayuan setan.Â
Semuanya menginginkan hidup indah dan harmonis sejahtera dalam rumah tangga. Suami tidak mau dimadu istri juga tidak mau diselingkuhi.
Maka ada baiknya komitmen antara keduanya untuk tidak macam-macam terhadap gangguan diluar sana yang mengakibatkan rusaknya pasutri.
Jika iman teguh yakin pada pasangan kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan, punya janji yang kuat jangan ada dusta diantara kita, maka pada tahap masa puber kedua ini insyallah tidak bakalan terjadi. Cukup satu saja untuk selamanya.
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H