Topik yang unik yang menarik yang ada-ada saja nih admin bikin saya malu untuk menuliskan kisah ini. Pasalnya saya banyak memakai pakain bekas bukan dari hasil beli jika pun beli paling hanya beberapa biji saja selebihnya dari pemberian orang yang orang telah meninggal dunia. Innalillahi..
Ngapain malu toh baju kita baju sah kita baju milik kita ngapain harus malu toh semua orang juga sudah pada mendengarnya bahwa pakaian almarhum sekarang saya yang mewarisinya.
Tren pakaian bekas sedang menjadi topik hangat dan kebetulan alias kebeneran sayalah sang tukang pemakai barang bekas tersebut. Jika pun beli jujur paling beberapa biji itu pun jika ada duit lebih.
Maklum wayah begini ekonomi lagi seret apa lagi kena PHK (Putus hubungan Kasih) dampak pandemik eh putus hubungan kerja maksud saya gaes.
Banyak kisah yang sebenarnya nyata ingin aku sampaikan disini namun point-point pentingnya saja. Sebagai contoh tentang pakaian trend pakaian bebas.
Tren pakaian bekas sebenarnya bukan hal asing bagi saya, jauh-jauh hari sudah viral di media online sebelum akhirnya menjadi topik pilihan di kompasiana.
Walaupun saya dan kamu semisalnya mengenakan pakaian bekas. Pertanyaannya apakah kamu tahu kalo yang saya pakai ini adalah pakaian bekas? Tidak tau kan? Oleh karenannya ijinkanlah saya mengutarakan maksud yang terkait dengan bekas pakaian orang ini.
Tiga tahun lalu tepatnya bulan april tahun 2018 saudara saya meninggal dunia. Semoga Almarhum diampuni dan dimaafkan serta ditempatkan di sisi Allah swt. Allahumma aamiin ya robbal alamin.
Sampai sekarang pun pakain ini masih melekat ditubuhku namun saya gunakan untuk hal-hal yang penting saja. Lain lagi ceritanya kalau untuk kerja atau kuli disawah kampung brebes tempat saya.
Ada beberapa pesan almarhum yang disampaikan sebelum meninggal. Seperti firasat sebelum ia meninggal, ketika itu saya menjenguk dirumah sakit koja-jakarta utara. Kondisi belum parah.
Namanya kang Yanto seorang penjual es kelapa muda didaerah jakarta utara di jalan plumpang semper. Ia baik sama saya bahkan almarhum sering meminta bantuan dengan maksud bekerja pada kang yanto. Saya juga senang jika disuruh atau bekerja pada kang yanto.
Tugas saya ketika itu hanya belanja Es balok yang kemudian dijadikan bahan untuk membuat es kelapa muda serta mengantarkan kang yanto pergi kepasar untuk belanja kelapa muda.
Lumayan sekali ngasih 30 ribu rupiah jaman tiga tahun lalu terasa gede dan cukup untuk makan karena saya hidup dijakarta ngontrak dengan teman.
Hitung saja jika tiap hari nganter belanja dikasih segitu berapa kali duit jumlah dalam sebulan. Ini belum termasuk kerja lain seperti beli es balokan khusus cas bayarnya jika kang yanto membayar.
Tidak tahu kenapa ia sakit komplikasi yang berakhir dirujuk di rumah sakit koja jakarta utara. Sehari, seminggu, sebulan sampai tiga bulan ia terbaring dirumah sakit. Melihatnya tidak tega ia begitu kurus pucat pasi wajahnya.
Ketika rombongan saya delapan orang menengok Beliau singkat cerita ia tersenyum sama saya dan ia bilang minta maaf sama saya jika sering atau kalau membayar kerja duitnya kurang.
Tak hanya pada saya kepada yang hadir pun ia mengatakan hal yang sama. Saya bilang jangan begitu kang. Kang yanto harus sembuh karena langganan banyak yang bertanya sama saya.
Didampingi mbak wulan istrinya dan putri 23 tahun anaknya, malam itu rombongam saya dengan 8 orang se akan menjadi hari terakhir untuk Beliau.
Ia hanya mengatakan permintaan maaf dan sebaliknya saya juga demikian beserta keluarga yang lain di malam itu jumat saat menjenguk kang yanto.
Mba wulan istri kang yanto menuyuruh saya untuk tinggal dirumah sakit menemani beliau kang yanto namun karena saya hari jumat tersebut ada jadwal mengisi tahlil dirumah tetangga sebelah yang sudah 6 hari meninggal saya pun menolaknya.
Mbak wulan dan anaknya lah yang akhirnya menunggu dirumah sakit bareng kang yanto dalam satu ruangan rumah sakit koja.Â
Innalillahi wa inna illaihi rojiuun pada ke esokan harinya sambil menangis mba wulan memberi tahu via telepon pada saya bahwa kang yanto sudah meninggalkan kita untuk selamanya.
"Tidak Perlu Malu Memakai Pakaian Bekas toh di luar sana banyak orang yang membutuhkan pakaian sekali pun bekas jadi terima saja ini semua pakaian ini dari kang yanto"Â Â
ujar mba wulan istri kang yanto kala itu ketika selesai tujuh hari dari meninggalnya kang yanto.
Singkat cerita mba wulan memberi saya yang saya hitung ada 7 stel lengkap pakaian kang yanto baik celana atau pun baju. Alhamdulillah, terima kasih banyak jika begitu saya terima karena ini adalah amanat. Kata saya pada mba wulan.
Tren pakaian bekas untuk kalangan anak muda milenial seperti saya sebagaimana kata mba wulan tidak usah malu jika memakai atau membelinya toh itu pakaian sah kita dari hasil membeli.
Itulah kisah singkat tren pakaian bekas yang sekarang memang sedang ngetren untuk para kaula muda atau pun dewasa.
Tren pakaian bekas biasa dapat kita jumpai di dipasar-pasar atau pun ruko dengan ciri khasnya harga agak murah sedikit dengan melihat bandrol yang terpapang pada pakaian tersebut.
Sebagai rekomendasi untuk yang ingin membeli pakaian bekas bisa dijumpai dipasar senen blok lll (blok tiga) disitu aneka ragam jenis pakaian banyak dijual dengan harga berkiar mulai dari 18 ribu rupiah sampai dengan paling murah 5 ribu rupiah.
Yang kedua adalah dipasar koja dekat islamic center jakarta utara. Dipasar tersbut juga tak kalah menariknya aneka pakaian bekas yang dijualnya. Harganya sama murah dan kwalitasnya bagus.
Dan yang ketiga dipasar malam biasa dibuka setiap hari disepanjang jalan islamuc center jakarta utara. Dipasar malam buka dari habis asar sampai dengan jam 9 malam. Harga dan kwalitasnya pun lumayan murah dan barangnya komplit semua bagus-bagus.
Di toko senen blok tiga ini yang menjual dengan harga lima ribu sangat padat pengunjung biasa kaum ibu-ibu yang memborongnya namun untuk kalangan anak muda jika ingin membeli baju jenis kemeja harganya hanya 20 ribu rupiah sampai dengan yang paling mahal 50 ribu rupiah.
Bagaimana? Anda tertarik? Borong buruan sebelum terlambat habis.
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H