Bulan Desember adalah bulan Gus Dur dimana dibulan ini ada salah satu moment penting bagi warga Indonesia yaitu meninggalnya KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disebut Gus Dur.
Semenjak wafatnya seorang Gus Dur banyak sekali yang rindu kepada Beliau. Sekalipun Beliau sudah lama meninggalkan kita semua, namun dihati para murid-muridnya tetap masih ada.
Salah satu Komunitas yang hingga kini masih exist adalah Gusdurian, sebagai satu-satunya Komunitas untuk tetap mengingat serta selalu berhidmat kepada Almarhum dengan mengambil ajaran-ajarannya untuk kemudian mengimplementasikan dalam kehidupan.
Dunia kerja kaum difabel oleh jaringan Gusdurian ini memang sudah tidak asing lagi bagi Komunitas ini. Saat dimana para kaula muda dituntut agar mempunyai sifat seperti Gus Dur yang moderat.
Komunitas Gusdurian disamping sebagai semangat oleh para pencinta Gus Dur juga merupakan inisiatif tersendiri yang digerakan oleh para murid, santri, sahabat, bahkan para tokoh penting.
Komunitas Gusdurian bisa disebut juga sebagai jaringan Gusdurian adalah berkumpulnya suatu Komunitas dari berbagai daerah bahkan mancanegara yang semua berisi para pengagum gusdur pada umumnya untuk bersinergi.
Mereka bergerak diruang media sosial serta untuk berbagi tentang sejarah, budaya, ilmu dan lainnya secara diskusi ilmiah dalam hal ini yang didaulat oleh para inisiator adalah Alisa Wahid putri dari pada Almarhum Gus Dur.
Jaringan Gusdurian hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 130 Komunitas yang bergerak baik dari Indonesia mau pun luar negeri dan semua non politik praktis.
Dunia kerja kaum difabel seperti Gus dur memang bagi jaringan gusdurian ini sebagai upaya mengenalkan sosok bapak bangsa agar rekan maupun rekanita yang bergabung menjadi tambah wawasannya.
Saya sangat mensupport tentang adanya jaringan gusdurian ini walau saya sendiri bukanlah member dari jaringan tersebut.
Kita harus mengupayakan nilai dari pada pemikiran gus dur agar mereka masyarakat diluar sana mengenal sosok gusdur yang patut diteladani dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara. Inilah yang harus jadi prioritas dalam mengikuti jejak Beliau.