Dari beberapa pesantren yang ia pernah menimba ilmunya adalah Pesantren Tambak Beras Jombang, Pesantren Sidogiri, Pesantren Lasem Jawa Tengah dan masih banyak yang lainnya.
Kiprahnya di organisasi Nahdlatul Ulama berawal dari yang paling rendah dari posisi sebagai Rais Syuriyah PCNU surabaya 2000-2005, Rais Syuriah PWNU Jawa Timur 2000-20018 hingga menjadi Wakil Rais Aam PBNU dan jabatan Rais Aam inilah yang tertinggi di PBNU.
Beliau seorang Guru juga seorang Kyai NU yang patuh terhadap didikan orang tuanya dari orang tuanyalah ia dapat berpetualangan dari ponpes ke ponpes yang lainnya mengikuti jejak sang Ayah.
Kyai Miftachul ini mendirikan pondok pesantren didaerah Kedung Tarukan yang bernama Pesantren Miftachussunnah yakni pada tahun 1982 yang lalu.
Hingga kini Beliau masih menjadi dari pada pengasuh pondok pesantren Miftachussunbah tersebut diSurabaya yang ia bangun dari waktu masih muda.
"..Pemerintah bila perlu membuka peta zona Covid-19 sampai diperkecil ketingkat desa hingga ketingkat kampung agar bisa terlihat mana zona hijau, mana zona merah dan mana zona kuning dan ini yang bisa hanya pemerintah biar rakyat tidak semakin bingung.." ujar kyai miftach pada bulan April 2020 lalu.
Inilah pemikiran dan gagasan Kyai Miftach yang hingga kini sangat dapat kita semua rakyat Indonesia merasakannya dari pada usulan yang cerdas tersebut. Hingga menjadi sorotan masyarakat luas tentang pernyataanya.
Seperti pada April yang lalu ketika kasus corona virus ini telah merebak di Indonesia namun dengan usulan tersebut meminta agar Pemerintah membuka secara detail pemetaan zona dari penyebaran virus dari ruang lingkup seperti yang ada didaerah dan didesa sehingga kita menjadi tahu mana-mana daerah yang berstatus zona.
Hari guru 2020 bagi saya semoga bukan hanya menjadi sebuah peringatan sebagai mana banyak guru-guru yang berjasa bagi bangsa termasuk Kya Miftachul Akhyar agar menjadi panutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.