Belajar secara daring malah kacau tidak karuan bukan pinter malah gak bener, bukan pandai malah tidak nyambung. Pasalnya berbahaya sebab sedikit belajar lainnya digunakan untuk main game.
Orang tuanya kaya tidak masalah pasalnya orang tua ekonominya untuk makan saja masih kekurangan bagaimana menjamin anaknya untuk beli quota.
Hari guru 2020 adalah tantangan terberat bagi guru disamping efek pandemi yang meluluh lantakan perekonomian juga yang harus menjadi perjuangan bagaimana para peserta didik dapat terlepas dari aspek kognitif.Â
Aspek Kognitif inilah yang dapat mempengaruhi pola pikir anak didik kita dalam proses belajar mengajar.Â
Pasalnya mereka ketika melakuan evaluasi pada mata pelajaran dapat dibilang ngawur tidak sesuai ilmu mata pelajaran yang didapat secara virtual. Inilah yang harus diperhatikan.
Dalam proses belajar mengajar yang sekarang menggunakan aplikasi zoom mereka seakan tahu dan faham dengan kalimat saya faham dan tidak ada pertanyaan namun itu adalah kognitif.Â
Artinya didepan guru bilang sudah paham tidak perlu pertanyaan tapi faktanya tidak dapat mengerjakan tugas dari soal mata pelajaran dari daring tersebut Inilah kan dapat merugikan anak tersebut.
Afektif dalam kegiatan belajar mengajar secara langsung bukan virtual. Jelas akan lebih cepet didapat dalam otak dan pikiran dari anak didik tersebut tanpa ditanya biasa simurid akan bertanya dengan sendirinya.
Apa bila ada pelajaran yang ia tidak diketahui atau belum jelas diurainya. Ini lah bedanya proses belajar mengajar guru dan murid dengan bangku sekolah dan dengan virtual karena pandemi.
Semangat bagi para guru kalian luar biasa. Semoga kondisi pandemi normal kembali sehinga dapat kembali mengajar dengan bangku sekolah secara tatap langsung.Â
Selamat hari guru 2020 semoga dengan adanya hari guru nasional 25 november ini menjadi momentum bagi para guru agar dapat lebih baik kembali dalam kiprahnya mencerdaskan anak bangsa. Merdeka..!