Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadai Doktrin Radikalisme pada Anak-anak

20 November 2020   15:26 Diperbarui: 20 November 2020   15:29 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang tua patut waspada pada ajaran anaknya yang saat ini banyak penyebaran radikalisme yang menjalar bukan hanya pada orang dewasa namun anak kecil pun doktrin ini telah merayap.

Hari anak sedunia 2020 penting untuk diperingati sebab berguna pada pendidikan anak demi mempunyai jiwa nasionalisme dan terhindar dari radikalisme dengan upaya yang serius.

Adalah kaum Teroris yang menjadikan sasaran pada anak-anak usia TK usia PAUD sebagai alat kepentingan politiknya untuk memberontak pada pemerintah.

Sedang semua orang tahu bahwa yang namanya anak-anak akan mudah untuk dirayu dibujuk agar gampang menerima doktrin radikalisme yang ia tanamkan.

Sebagai orang tua yang apa bila ingin memasukan sibuah hatinya kelembaga pendidikan atau sekolahan atau yayasan pendidikan. Cek dulu untuk memastikan apakah Guru dalam lembaga tersebut terpapar radikalisme dan tidaknya.

Hari anak sedunia 2020 penting untuk diperingati agar masa depan pada anak tersebut terselamatkan sebab saat ini sesuai fakta dilapangan bahwa banyak anak-anak telah terdokrin ajaran mereka.

Pada beberapa bulan yang lalu ketika acara Muharam atau tahun baru Islam khususnya diJakarta yang Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.

Bahwa terkait HTI yang sudah dibubarkan oleh Pemerintah pada Tahun 2017 yang lalu. Namun ternyata doktrin tersebut hingga kini masih bergentayangan bagai hantu penasaran.

Ini jelas melanggar hukum yang berlaku di Indonesia serta bertentangan dengan UUD 45 dan Pancasila.

Entah anak-anak siapa yang pawai dengan membawa bendera kecil berwana hitam dikibar-kibarkan layaknya pawai 17 Agustusan dihari kemerdekaan.

Anak-anak tersebut sambil dipandu oleh seseorang yang juga sama berpakaian hitam dan memakai burqo hitam meneriakan takbir dengan iringan suara bocah-bocah cilik tersebut sambil  terus mengkibar-kibarkan sepanjang jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun