Akan tetapi jika semuanya itu terlihat mencolok bukankah semakin kontras manuvernya?Â
Seharusnya tentang perbedaan ini tidak usah menjadikannya gengsi dong, jangan prioritaskan egoisme sebab tidak etis. Apa bila gatot mau berikan alasan berikanlah alasan yang logis pun kuat agar masyarakat yakin dan percaya.
Tidak untuk alasan yang malas. Pandemi, dikira rakyat bodoh langsung telan gitu saja biar percaya? Maka dari sinilah banyak sekali yang mempertanyakan. Mengapa disaat mendleklarasikan KAMI kalimat tersebut tidak ada. Hatusnya woro-woro Pandemi. Dong?.
Berkerumun, berhimpitan dan berdesakan dalam acara KAMI semua dihiraukan giliran diundang yang sudah terjamin lapis baja protokol kesehatan yang terbagi dua malah diabaikan.
Seperti itu mau jadi pemimpin? Tar dulu lah yah. Lucu seperti gitu kok mau jadi pemimpin. Mimpi, lah wong membuat alasan yang akurat saja tidak pandai kok apa maning dadi pemimpin.
Mengapa harus khawatir sih tentang pemerintah memberikan bintang mahaputra hakim mk.Â
Bukankah presiden jokowi telah melalui pertimbangan yang matang bersama dewan gelar. Jokowi memberikan penganugerahan tersebut bukan dari kehendak hati namun semua telah diputuskan matang-matang mana-mana yang pantas menerima sebagai jasa terhadap dedikasinya yang tinggi bagi negara dan bangsa.
Semoga gatot nurmantyo sama dengan fadli zon yang tak malu-malu menerima kenyataan ini. Kita doakan semoga mereka bersatu seiring seirama sehaluan dengan pemerintah. Semoga mereka sama seperti kita yang mau menghormati Presiden sendiri.
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) -68 Jawa Tengah-Indonesia.