KAMI ditolak dibeberapa daerah akan tetapi masih bandel jua sekalioun banyak yang tidak mendapatkan ijin deklarasi KAMI tapi kepala batu, tetap saja diacarakan.Â
Aturan PSBB yang yang menjadi kewajiban pun dilanggarnya. Mengapa gatot baru sadar bicara pandem sekarang, mengapa tidak jauh-jauh hari mentaati protokol kesehatan sebelum deklarasi KAMI.
Memang, itu adalah hak gatot menerima silahkan menolak juga silahkan. Menolak depan publik lalu secara diam-diam ia mau. Iyeeeee..
Jika Gatot memberi alasan atas ketidak hadirannya menerima penghargaan bintang mahaputra hakim mk dengan Covid-19 ya ora nyambung lah broo.
Pasti dan pasti sangat berlawanan alasan tersebut. Saat deklarasi KAMI kemana saja broo? Apakah pada saat tersebut gatot kembaran atau gato yang sesungguhnya sehingga terkesan satu nama beda orang.
Disisi lain jika saya mau jujur lebih menghormati dan salut terhadap lawan pemerintah yang sama yakni Fadli Zon.
Semua mungkin sudah pada tau lah siapa fadli zon. Ia adalah salah satu yang kontra terhadap pemerintah, ia kerap membencinya, mencacinya bahkan menyinyirinya. Namun apa yang terjadi sodara-sodara.
Air Tuba bagi seorang fadli zon ternyata terbalaskan dengan air susu oleh presiden jokowi. Ia tetap datang, ia hadir dalam acara tersebut bahkan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada presiden jokowi. Ngapain malu..
Berbeda denga gatot punya pangkat punya jabatan sebagai mantan Panlima akan tetapi mbalelo. Tak sedikitpun terlihat jiwa kesatria apa lagi nasionalisme. Ingin dihargai tapi tak mau menghargai, ingin bintang mahaputa hakim mk namun ora hadir. Piye wong ngunu kui jal?
Jika tak mau bisa bilang tidak mau jika mau bisa bilang juga mau tidak perlu beralasan yang cam-macam. Alasan yang tak masuk akal lagi.
Silahkan. Jika gatot berbeda pandangan dengan pemerintah jika gatot tak seiya sekata untuk berdua berdua namun satu tujuan. Tidak apa-apa, no problrm.