Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menilai Keprajuritan Tono

22 Desember 2012   08:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dengan kata lain KONI telah ikut dalam permainan pecah belah. Ini mirip dengan yang dilakukan oleh KPSI di timnas senior. Masih belum lama berlalu bagaimana mereka berencana mengadu timnas berdasarkan kompetisi, meremehkan kemampuan Nil Maizar sebagai pelatih, dan sebagainya. Tindakan ini tidak mungkin dilakukan orang yang mengerti olahraga, meskipun biasa dalam politik.

Politik pecah belah sangat dibenci dalam dunia militer. Tono Suratman pasti pernah mendengar cerita senior-seniornya tentang TNI di zaman Demokrasi Terpimpin. Pada masa itu Bung Karno dianggap memecah-belah tentara karena suka mengintervensi jabatan-jabatan vital. Ini dilakukan supaya Bung Karno bisa mengendalikan TNI  agar jangan sampai mengkudeta dirinya. Pada masa Suharto persatuan di kalangan tentara berhasil dijaga meskipun disalahgunakan untuk mendukung kediktatorannya.

Tono pasti digembleng dalam suasana kepatuhan seperti itu. Karena itu agak aneh kalau sifat tersebut tidak dibawa ketika dia pensiun dan terlibat dalam dunia olahraga. Bahkan dalam konflik PSSI, KONI mendukung salah satu pihak yang bertikai yaitu KPSI. KONI tidak mendamaikan konflik, tapi justru menjadi bagian dari konflik itu sendiri.

Tentu saja Tono akan beralasan hal itu dilakukan demi bangsa, supaya timnas bisa dibela putra-putra terbaik, dan sebagainya. Apapun alasannya Tono dan KONI telah bermain dalam konflik. Jika Tono benar-benar mau menyelesaikan konflik, gunakanlah cara-cara tentara: segera bekukan kepengurusan PSSI. Sudah pasti Indonesia akan dihukum oleh FIFA. Tapi ini harga yang pantas demi menjaga PSSI dari perpecahan.

Tono sudah 30 tahun lebih jadi prajurit dan wajar apabila dia menampakkan gaya-gaya tentara. Akan menjadi aneh jika Tono lebih menunjukkan tingkah polah politisi yang suka memecah belah. Orang-orang akan menyindir: masa bergaul beberapa bulan dengan politisi-politisi KPSI bisa mengubah pengalaman puluhan tahun sebagai tentara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun