Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pembakar Diri Itu…

9 Desember 2011   13:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pembakar diri di depan Istana Merdeka itu mungkin kelainan jiwa

Pembakar diri itu mungkin juga kena AIDS

Pembakar diri itu mungkin penjahat

Pembakar diri itu bisa juga putus cinta

Dan ingin bunuh diri

Lalu dibohongilah dia

Daripada bunuh diri sendirian

Lebih baik mati berguna

"Demi keadilan dan kebenaran"

Tapi sayang...,

Pembakar diri dan penghasutnya tak sadar

Untuk membuat revolusi tak segampang itu

Tunisia memang bisa

Karena dia negara tiran

Indonesia jelas bukan

Ini demokrasi, Bung!

Pemimpin kita boleh kurang ajar

Tapi dia pilihan rakyat, jangan lupa, 60 persen!

Dia juga pasti jatuh

Tak lama, tiga tahun kurang kok

Inilah demokrasi

Diteriakkan 13 tahun lalu

Kalau ada revolusi lagi

Itu artinya yang lalu telah gagal

Janganlah kita jadi penyontek sejarah

"Dahulu bisa, apa salahnya buat lagi"

Itulah penyontek

Tanpa mikir hanya mau meniru

Betapa asyiknya bangkitkan revolusi

Meski habis itu, toh sama saja

Tapi, sebodoh apapun

Orang akan tetap anggap itu pertanda

Bahwa ada orang berani

Demi itu tadi, "kebenaran dan keadilan!"

Meski aku meragukannya!

Jadi teringat kata Immanuel Kant, sang filsuf moral

"Satu-satunya hal yang baik tanpa pengecualian adalah kehendak baik"

Sedang perbuatan baik itu boleh jadi palsu

Kalau cuma ingin jadi pahlawan kesiangan

Tapi Tuhan lebih tahu

Di hatimu ada apa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun