Pembakar diri di depan Istana Merdeka itu mungkin kelainan jiwa
Pembakar diri itu mungkin juga kena AIDS
Pembakar diri itu mungkin penjahat
Pembakar diri itu bisa juga putus cinta
Dan ingin bunuh diri
Lalu dibohongilah dia
Daripada bunuh diri sendirian
Lebih baik mati berguna
"Demi keadilan dan kebenaran"
Tapi sayang...,
Pembakar diri dan penghasutnya tak sadar
Untuk membuat revolusi tak segampang itu
Tunisia memang bisa
Karena dia negara tiran
Indonesia jelas bukan
Ini demokrasi, Bung!
Pemimpin kita boleh kurang ajar
Tapi dia pilihan rakyat, jangan lupa, 60 persen!
Dia juga pasti jatuh
Tak lama, tiga tahun kurang kok
Inilah demokrasi
Diteriakkan 13 tahun lalu
Kalau ada revolusi lagi
Itu artinya yang lalu telah gagal
Janganlah kita jadi penyontek sejarah
"Dahulu bisa, apa salahnya buat lagi"
Itulah penyontek
Tanpa mikir hanya mau meniru
Betapa asyiknya bangkitkan revolusi
Meski habis itu, toh sama saja
Tapi, sebodoh apapun
Orang akan tetap anggap itu pertanda
Bahwa ada orang berani
Demi itu tadi, "kebenaran dan keadilan!"
Meski aku meragukannya!
Jadi teringat kata Immanuel Kant, sang filsuf moral
"Satu-satunya hal yang baik tanpa pengecualian adalah kehendak baik"
Sedang perbuatan baik itu boleh jadi palsu
Kalau cuma ingin jadi pahlawan kesiangan
Tapi Tuhan lebih tahu
Di hatimu ada apa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H