Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jepang Perlu Tsunami

15 Maret 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:47 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jepang dalam sejarahnya adalah negeri yang mampu bangkit dari malapetaka. Pasca-Perang Dunia II yang diakhiri klimaks bom atom Hiroshima dan Nagasaki, tidak ada yang menyangka negeri itu bisa menjadi negara besar. Nyatanya, dengan kekuatan dan tekad untuk bersatu, Jepang mampu menjadi negeri yang ditakuti oleh penakluk mereka, Amerika Serikat.

Jepang adalah contoh bagaimana penderitaan dapat dikonversi menjadi kekuatan. Bangsa ini kemudian kita tahu sangat solid dalam berbagai hal. Dengan modal ini mereka bisa berdiri dengan tegar.

Sayangnya, Jepang sekarang mengalami banyak masalah dalam negeri. Persoalan rendahnya angka kelahiran di sana membuat pemerintah khawatir. Hal ini memang sangat lazim di negara industri maju. Tuntutan kerja yang tinggi, baik pria maupun wanita, membuat waktu semua tersita ke pekerjaan.

Persoalan lainnya adalah dalam hubungan luar negeri, khususnya dengan Cina dan Amerika Serikat. Jepang kerap berselisih paham dengan Beijing terkait klaim perbatasan. Dengan Washington, negeri ini menghadapi tuntutan rakyat agar Pangkalan Militer Amerika di Okinawa segera dipindahkan. Padahal, Jepang berkepentingan dengan pangkalan itu untuk menjaga wilayahnya dari ancaman Korea Utara dan Cina.

Masalah-masalah tersebut membuat pemerintahan Partai  Demokrat Jepang yang sekarang dipimpin Naoto Kan kelimpungan. Ditambah datangnya bencana yang begitu besar tentu perhatian pemerintah semakin terbagi.

Tapi, seperti dulu, Jepang saya kira akan bangkit. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah bersatunya rakyat dan elit pemimpin Jepang. Sebagaimana Aceh yang bersatu setelah konflik, maka partai oposisi dan partai yang sedang berkuasa harus bersatu dan bahu-membahu mengatasi krisis.

Bukan tak mungkin, dengan persatuan ini kita bisa saksikan kelak Jepang yang stabil dan maju ekonominya. Dengan begitu, Indonesia dan Jepang akan dapat terus bekerja sama. Banzai!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun