Mohon tunggu...
Samdy Saragih
Samdy Saragih Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca Sejarah

-Menjadi pintar dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, membaca. Kedua, berkumpul bersama orang-orang pintar.- Di Kompasiana ini, saya mendapatkan keduanya!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi dan Menteng-nya

5 Agustus 2014   17:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:22 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, pada masa kampanya Pilgub Jakarta dua tahun lalu, markas pemenangannya berada di Jalan Borobudur.

Kedua, setelah dia menang, maka dia mendiami rumah dinas di Jalan Taman Suropati.

Ketiga, dalam masa kegubernurannya, dia sering bertandang ke rumah Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar yang berdekatan dengan rumah dinasnya. Ke sinilah konon dia sering berkunjung sebagai kader partai yang baik.

Keempat, pada masa kampanye Pilpres 2014, dia tinggal  di Jalan Sawo karena mengambil cuti dari tugasnya.

Kelima, setelah dinyatakan menang dalam pilpres, dia membentuk tim transisi yang bermarkas di Jalan Situbondo.

Mungkin masih ada beberapa lainnya. Tapi saya kira dengan segitu saja sudah cukup menunjukkan identiknya pria alumni UGM itu dengan Menteng.

Kembali kepada bapak penumpang kereta tadi, mungkin ada semacam "missing link" antara kata sederhana yang melekat pada dirinya dengan simbolisasi elitisme Menteng tempat dia beraktivitas.

Tentu tidak ada yang salah dengan Menteng. Bung Karno, Soeharto, Megawati adalah presiden yang pernah tinggal di kawasan tersebut. Banyak lagi orang-orang besar, bapak bangsa, dan mantan pejabat yang bermukim di daerah tersebut.

Tapi setahu saya, para tokoh bangsa ini tampil dengan proporsi yang sebenarnya. Penampilan mereka elitis, mobil mereka terbaik di zamannya. Bahkan Mahatma Gandhi pernah menyindir penampilan Bung Hatta dan Syahrir ketika di Belanda yang terkesan mewah.

Namun tidak ada dramatisasi penampilan untuk menunjukkan keberpihakan mereka kepada rakyat kecil yang saat itu pasti lebih banyak ketimbang saat ini.

Emha Ainun Najib kalau tak salah dalam sebuah tulisannya pernah mengidentikkan orang berkuasa Indonesia dengan Menteng. Bahkan kata seniman nyeleneh ini, Gus Dur pun kecipratan "aura Menteng" karena semaca bocah tinggal di Matraman yang berbatasan dengan Menteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun