Mohon tunggu...
orderto farma samboga
orderto farma samboga Mohon Tunggu... -

muda, desa, apa adanya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bilqis Menulis di Lubuk-lubuk Hati Orang yang Menyayanginya

10 April 2010   23:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Innalillahiwainailaihiroji’un, setiap yang hidup pasti akan mati…tapi nanda Bilqis Anindya Passa..walau hidupmu sangat singkat, namun hidupmu yang singkat itu telah menyalakan lentera di hati kami berdua tentang hubungan antara orang tua dan anak, bahkan nyala lentera yang kau hidupkan itu tak hanya menyala seumur nyawamu…bahkan insyaAlloh akan tetap menyala walaupun sudah lama dari hari kepergianmu kemarin.

Nanda Bilqis –ijinkan pakdhe memanggilmu demikian, walau tak ada tali darah persaudaraan yang dekat diantara kita-, asal tau saja…dan sepertinya kau tau..dan sangat tau sekali, selama dirimu sakit..selama selang-selang alat Bantu rumah sakit menempel di organ tubuhmu kedua orang tuamu sangat luar biasa. Usaha beliau berdua berikhtiar demi kesembuhanmu sangat tak biasa, yang selama itu pula kami berdua hanya bias memandangi perkembanganmu lewat kotak ajaib televise sambil sesekali mendoakan.Sakitmu sakit yang tak biasa Nanda, sakit atresia bilier katanya…, nama penyakit yangkami selaku orang awam dengar pertama kali ya saat penyakit itu ada padamu, kami taunya sakit baru sebatas pilek..demam..pusing..dan sejenisnya; sekali lagi Nanda…sakitmu sakit yang tak biasa dan kedua orang tuamu tegar…sangat tegar.

Semburat raut wajah Dewi Farida, ibumu, saat mengiringi peti jenazah yang memelukmu juga menggambarkan bahwa nyala lentera yang Nanda susun di jiwanya menyala bahkan jauh lebih terang dari sebelumnya, bukan berarti ia tidak sedih Nanda…tentu ia sedih kehilanganmu….tapi ketulusan dan keikhlasan mengantar kepulanganmu sungguh tak biasa, demikian juga ayahmu.

Nanda…sepertinya dirimu sekarang sudah sangat tenang di tempat itu, tak lagi dirimu merasakan sakitnya ini dan itu..melainkan merasakan kebahagiaan yang tak berhingga di mana dirimu insan tak berdosa berada disisi Alloh Tuhanmu, kebahagiaan yang merupakan impian semua insan beriman. Kau mungkin tak merasakan lagi lembutnya belay kasih dan bisikan mesra ayah ibu, namun insyaAlloh kau tak akan kehilangan sedikitpun rasa sayang dari mereka berdua, doa-doa indah insyaAlloh akan mereka panjatkan selalu…..saat kau sedang bermain-main di taman itu bersama anak-anak surga seusiamu, wallohu’alam.

Nanda…, di dunia kau mungkin belum sempat belajar menulis….namun kenyataannya kau telah menuliskan kata-kata indah di lubuk hati kami bahwa kiranya “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki arasy yang agung” seperti dalam Qur’an Surah Al-Taubah, Ayat 129.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun