Hari sebenarnya bergerak sebagaimana biasanya, matahari tetap selalu hangat menyinari kehidupan, dan bumipun tetap berputar dengan sangat indah tak terperi..yang kemudian melahirkan detik waktu. Namun sore ini lain..memang kondisi budhe :begitu beberapa sahabatku memanggilnya: agak kurang sehat, di diagnosis air ketubannya sejak kemarin merembes. Hari-hari sebelum ini karena kebutaan kami tentang dunia indah kandungan maka setiap ada keluhan segera berkonsultasi dengan bidan juga dokter spesialis kandungan terdekat. Dua kali USG pada hari Senin siang dan Senin malam dengan dua dokter yang berbeda menyimpulkan kandungan masih sehat dengan status indeks kecukupan air ketuban di nilai cukup..yaitu pada angka 8. Namun Selasa 9 Februari 2010 ini rupanya menjadi hari yang sangat “indah” bagi kami berdua…pukul 17.30 WIB budhe mulai merasakan seperti melilit hendak buang air besar, namun teratur dan itulah yang kemudian ternyata di namakan kontraksi. Tak perlu menunggu lama pakdhe langsung menelpon Ibu Bidan Suzana untuk mendapatkan surat rujukan ke Rumah Sakit Bersalin PERMATA. Dengan mobil sedan tua tahun 1983 yang biasanya di ujung jalan mogok kami berdua memberanikan diri melenggang ke Rumah Bersalin yang kurang lebih 17 kilometer jauhnya dari rumah di desa. Mungkin sama halnya dengan ibu hamil lain..selama perjalanan budhe merasakan secara periodic teratur konstraksi yang datang dan pergi. Seringai sakitnya membuatku iba dan berdoa dalam hati semoga sakitnya mengurangi dosanya. Sampai di rumah sakit antrian sudah cukup banyak, karena berbekal surat rujukan dan sakit yang terasa maka Alhamdulillah budhe bisa bertemu dokter lebih awal walau masih harus menunggu sekitar 15 menit lagi. Dengan sangat bijaksana..perlahan..dan hati-hati sang dokter yang bertangan dingin itu mulai memeriksa dan menyimpulkan..bahwa karena jumlah air ketuban sudah sangat sedikit maka harus segera di upayakan kelahiran secara normal, karena kontraksi sudah sangat sering kemungkinan keliharan tidak lama lagi…dengan sangat berperasaan dokter menjelaskan bahwa usia janin adalah 6 bulan dan masih sangat muda..mungkin saja anak bapak hidup setelah di lahirkan walau itu mungkin tidak lama :terima kasih dokter atas penjelasannya*smile: Memang Alhamdulillah tidak lama, yaitu sekitar 15 menit sejak budhe memasuki kamar bersalin kemudian pakdhe di panggil Ibu Perawat untuk masuk. Dan Subhanalloh walhamduliLlah walaa ilahailaLlohu Allohu Akbar untuk hidupku yang hanya sekali di dunia ini untuk pertama kalinya akhirnya pakdhe bisa memandang teduh seorang bocah bayi anakku sendiri..ia mungil gagah dan chubby kurang lebih mirip denganku. Setelah ku kecup kening istri untuk sekedar berterima kasih segera pakdhe meraih bayi mungil itu untuk mentahniknya..melantunkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri..adzan yang tercekat..berpadu antara iba bahagia rasa tak percaya dan dan buncahan rasa lainnya yang tentu saja sekalipun pakdhe belum pernah merasakan beningnya rasa saat melakukan itu. Apalagi bayi mungil itu seperti berulang kali merespon tiap lafalz adzan yang bapaknya kumandangkan. Anakku..”Hayya’alal falah” *berkaca-kaca. Sayang kemesraan ini tak berlangsung lama..karena begitu selesai mentahnik dan sekedar menciumi wajahnya yang sangat wangi :aromanya sangat…….tak terlukiskan wanginya: pakdhe harus segera mengembalikan anak kami kepada perawat untuk di masukkan ke dalam kotak incubator..yang tentu tak senyaman di dunia rahim ibunya. Tak sempat mempraktekkan inisiasi dini dengan menaruhnya di dada budhe untuk mengenal asupan nutrisi pertamanya di dunia baru dengan tanpa ada yang memberi tahunya kecuali Alloh tentunya. Setelah CANTHING :begitu biasanya kami memanggilnya..baik saat ia masih dalam angan-angan alias visi, saat ia telah ada namun dalam kandungan ibunya, maupun saat ia telah benar-benar di dunia fana: di masukkan ke dalam incubator, pakdhe sang ayah*smile memandangnya dari kejauhan…pakdhe di suatu sudut.., sebentar memutar leher kekiri melihat ibunya dan sebentar memutar leher kekanan memandang canthing tercinta. Waktu berjalan..buah hati masih di incubator, kemudian dari kamar bersalin budhe di pindah ke kamar inap di lantai dua. Bercerita..berbagi bahagia..saling menguatkan..saling mengingatkan..saling menasihati; karena kami berdua adalah pakaian bagi pasangannya..:sempat kulirik jemari tangannya masih ulet menari di sejuntai tasbih yang beberapa hari ini terus ia pegang menjadi teman berdzikir. Sorot matanya bahagia, senyumnya lugas, tingkahnya *sebentar istriku sedikit terbangun* // Sudah tidur lagi, sepertinya agak serak dan terbangun, sekarang sudah tidur kembali..tadi sebenarnya budhe agak susah tidur..tp kemudian pakdhe beri tips untuk mengatur kedipan mata..alhamdulillah manjur* tingkahnya menerjemahkan bahwa Alhamdulillah ia sehat bugar, semua hanya karena Rahmat, Ridhlo, Nikmat dan Kuasa Alloh*takbir..Allohu Akbar!!* Waktu terus berjalan..pukul 22.00 pakdhe di panggil perawat untuk dating ke ruang bayi bismillah..pakdhe ke sana…dan innalillahiwainailaihiroji un..canthing anak pertama kami meninggal dunia, perkiraan ibu perawat sekitar pukul 21.30 WIB. Bibir tak kuasa mengucapkan apapun kepada Ibu perawat melainkan berterima kasih, kemudian pakdhe menciumnya :sekali lagi wanginya baru kali ini pakdhe rasakan..pakdhe sering mencium bayi, tapi kali ini sensasi dan rasanya amat lain, bahkan pakdhe menamakan dengan wangi yang indah: lalu menggendongnya..menimangnya..menatap sorot matanya yang terpejam..memandang bibirnya yang sangat mirip denganku :begitu kata budhe: Pakdhe masih menggendongnya..menikmati detik-detik dalam tiga menit supaya terasa tiga puluh tahun, menggendongnya tanpa berkata-kata..tapi kalau di ejawantahkan ada seribu judul disana. Ini kuasa dan nikmat Alloh..sedikitpun budhe tak meneteskan air mata. Bagiku ia adalah pakaian terbaik..mudah-mudahan pula baginya pakdhe adalah pakaian yang pantas dan luwes. Tak ingin menyiakan waktu..segera pakdhe hubungi sanak kerabat dan tetangga dari rumah sakit. Benarlah apa kata ajaran bijak bahwa tetangga adalah saudara terdekat, itu benar dan Alhamdulillah pakdhe sadari sedari dulu. Semua persiapan berjalan lancar, pakdhe dan budhe tetap di rumah bersalin untuk pemulihan, sementara canthing berselimutkan kain jarik batik di gendong simbah buyutnya pulang kerumah. Tanpa menunggu kedatangan orang tua pakdhe yang masih di Jakarta dari takziah di Lampung..dan tanpa menunggu kedatangan Bapak Ibu dari Pemalang..jenazah Canthing segera di makamkan malam itu juga. Berdasar cerita Zenith adik bungsuku, jenazah canthing di berangkatkan dari rumah tepat pukul 24.00, dan selesai sekitar pukul 00.40 WIB. Baru saja ia hadir di hadapan kami dan kini ia tercinta telah kembali ke pangkuan-Nya. Dengan membaca basmallah..Bismillahirohmanirrohim, ia yang tercinta kami beri nama “MAS CANTHING EL MUMTAZ”, seorang anak laki-laki yang semoga bisa menulis dan mewarnai hidupnya dengan baik*aamien..aamien. "Mas Canthing...walau kami orang tuamu tak mati lebih dulu darimu sehingga kau mengisi hari-harimu dengan mendoakan kami..., namun kami bapak dan ibumu yakin nak..engkau mempunyai cara tersendiri; walau kami kotor dan tak sebersih dirimu namun orang tua pasti selalu cinta dan mendoakan anaknya.." Parasahabat semua yang masih berada di bawah langit yang sama..pakdhe berterima kasih atas perhatian dan doa dari para sahabat selama ini; semua yang sabat berikan sangat berarti dalam bagi kami..kami mengucap jazakumullohkj serta berterima kasih, dan kembali mendoakan semoga semua selalu sehat bahagia dan berada di jalan yang benar; aamien. Banyak salah kami selama bergaul bersilaturahmi mohon dengan sangat untuk di maafkan..atas segala fitnah yang mungkin dating dari kami..atas kebohongan..atas kelalaian..dan semua derivasi godaan syaiton..mohon di maafkan*yaa sobat? Akhirnya tanpa perlu ada jeda kami kembali memohon kepada Alloh SWT..kami yang kotor ini memohon kepadaMU Yang Suci Alloh SWT..atas rahmatMU karuaniakanlah kepada kami anak-anak yang soleh dan solehah yang sehat, lincah dan cerdas..berikanlah kembali kepada kami amanahMU Yaa Alloh untuk dapat menimang anak-anak kandung kami..mendidiknya…mengajarinya menyebut AsmaMU…melatihnya mendirikan sholat memuliakan serta menyembahMU; anak-anak soleh dan solehah tempat kami berbagi kasih sayang dan cinta tak bertepi..demi memperoleh RidhoMU semata Yaa Alloh..aamien. Dari salah satu kamar di PERMATA 10 Februari 2010*/ pukul 02.30 Salam persaudaraan, *Samb&Maya* www.samboga.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H