Mohon tunggu...
Bagus Kusuma
Bagus Kusuma Mohon Tunggu... -

Ayah dari 3 orang Anak. Mengelola web pribadi di http://samarakita.net

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lelaki Setia Penuh Cinta

13 April 2012   01:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:41 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua laki-laki... bersalah padamu contohnya aku...yang mencintaimu tapi mengapa engkau masih ragu Sebagian dari kita mungkin masih ingat lirik lagu di atas yang dinyanyikan oleh Basofi Sudirman di tahun 90-an. Kalau sebagian dari kita (khususnya wanita) menganggap lagu ini penuh kegombalan wajar saja karena di dunia nyata banyak wanita yang menggambarkan lelaki sebagai makhluk yang tidak setia. Jago merayu tapi tak jago menjaga cinta. Apa iya.... ? Siang itu saya dan isteri sedang serius mengikuti training keluarga sakinah bersama Ustad Cahyadi Takariawan, guru sekaligus sahabat lama yang baru kembali jumpa. Di tengah pelatihan, ustad yang sekaligus penulis buku itu menceritakan sebuah kisah nyata yang dituliskan dalam buku beliau. Kisah nyata yang membuat saya tak habis pikir tentang betapa besar produk dari kekuatan ikhlas dan cinta. Kisah itu tentang seorang pria setia yang luar biasa. Ia punya jabatan publik, seorang tokoh masyarakat, dan punya kesholehan di atas rata-rata. Beranak 4 dan beristeri satu. Isterinya satu, tapi di situlah sumber ujiannya, sejak kelahiran putera ke 4 kewarasan sang isteri terganggu. Sang isteri pada mulanya adalah seorang muslimah yang baik pula. Terkadang ketika sang isteri sedang kambuh ia melakukan hal-hal aneh yang membuat sang suami malu. Dalam keadaan itu semua perilaku sang isteri berubah 180 derajat. Para sahabat dan orang-orang sekitarnya menyarankan agar ia menceraikan isterinya tersebut secara baik-baik dan menikah lagi mengingat ia adalah seorang pejabat publik dan tokoh masyarakat. Tawaran dan saran tersebut ditolaknya dengan halus sehingga membuat orang-orang tak habis pikir. Di saat lelaki lain justru ingin menikah lagi walaupun isterinya masih sehat wal afiat dia malah menolak untuk menikah lagi dengan isteri yang keadaannya sedemikian rupa. Andai ia menikah lagi pun masyarakat akan sangat memakluminya dan syariat Islam pun tidak melarangnya. Jawaban yang keluar dari mulutnya sungguh luar biasa,"Kami sudah menjalani kehidupan indah bersama sehingga lahirlah 4 orang anak-anak kami, selama itu pula dia sudah melayani dan merawat saya dan anak-anak dengan baik dan penuh cinta. Biarlah kini saya yang akan merawat dia dengan penuh kesabaran dengan harapan semoga amal saya ini bisa menjadi catatan kebaikan untuk meraih kasih sayang Allah dan tiket untuk memasuki surganya." Saya pun tertegun mendengar kisah tersebut. Sungguh luar biasa cinta yang di milikinya karena dimensinya sudah menembus batas. Cintanya tidak semata-mata kepada isterinya tetapi cintanya ia tujukan dan sandarkan pada Allah semata, sang Pemilik dan Pemelihara Cinta. Bagaimana pun bagi saya ini sebuah kisah kesetiaan yang fenomenal di dunia nyata bukan fiksi atau novel. Bagaimana ini bisa terjadi....saya mencari-cari jawaban di dalam keawaman saya akan cinta yang luar biasa ini. Mungkin tidak akan sederhana penjelasannya tapi paling tidak bisa memberi penerangan walau sedikit sebuah ungkapan dari seorang ulama,"Cinta antara sesama manusia, antara lain cinta antara lawan jenis, jika terjalin karena Allah, pasti diliputi oleh kesetiaan dan kesucian", demikian Ibnu Hizham bertutur Cinta sejati juga memberi kekuatan dan optimisme seperti kata Imam Syafii, Kalau sudah ada cinta disisimu Semua kan jadi enteng Dan semua yang ada diatas tanah Hanyalah tanah jua Semoga Anda yang merasa lelaki menjadi terinspirasi dan semoga Anda yang perempuan punya optimisme lagi akan hadirnya seorang lelaki setia dalam kehidupan Anda. Kalau Anda mau baca artikel-artikel sejenis silahkan kunjungi samarakita.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun