Mohon tunggu...
Samantha Elisabeth Claudya
Samantha Elisabeth Claudya Mohon Tunggu... -

Let it be Your Mercy and Glory 🙌

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media dan Manusia dalam Peranan Aplikasi Komunikasi Lingkungan

4 Juni 2016   12:20 Diperbarui: 4 Juni 2016   12:50 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi merupakan salah satu bidang ilmu yang banyak mengambil perspektif ilmu lainnya dalam pengembangan ilmunya. Komunikasi dengan konteks yang luas dapat diartikan sebagai ranah pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan. “komunikasi antara media ke manusia, manusia ke manusia dan manusia serta media kepada lingkungan” walaupun pernyataan ini, terkesan membingungkan namun lingkungan alam kita merupakan komunikan yang baik dalam menanggapi atau memberi feedback dari perilaku / pesan yang disampaikan oleh manusia. Dalam paper ini, akan dijelaskan ada dua peran antara komunikator dan komunikan yaitu: media ke manusia; manusia ke manusia; dan manusia ke alam lingkungan alam. Pembahasan mengenai peranan komunikasi dalam tulisan ini, akan berfokus pada isu pengurangan sampah plastik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Media ke Manusia

Media merupakan salah sau alat yang paling banyak mempengaruhi manusia atau biasa disebut dengan khalayak. Dalam media ada dua tanggapan yang sering digunakan, yaitu: (1) Media menganggap adanya berita atau isu yang dapat ‘mencuri’ perhatian khalayak lainnya dan (2) Media memiliki tanggapan bahwa, ada beberapa isu atau berita yang tidak terlalu penting untuk diberitakan, media dapat menyingkirkan tanggapan tersebut jika menurut mereka itu tidak perlu diberitakan.

Media tidak selalu mengganggap penting untuk mencerminkan apa yang dipikirkan oleh setiap khalayak. Dalam perkembangan media sampai saat ini, media lebih banyak memberikan apa yang harus dipikirkan khalayak. Dampak dari teori efek media dalam agenda settingnya sangat kuat bagi khalayak bebas untuk dapat mengkonsumsi apa yang disajikan oleh media. Media membuat sebuah opini, menyampaikan apa yang menurut mereka penting, kemudian disebarkan pada khalayak, sehingga khalayak beranggapan bahwa apa yang disajikan oleh media adalah yang paling baik untuk di konsumsi oleh mereka.

Agenda setting merupakan salah satu teori efek media yang bersifat moderat. Dalam teori efek media, agenda setting berperan dalam menjelaskan bagaimana suatu media menyebarkan agenda mereka supaya bisa menjadi media public. Sebagai khalayak, teori efek media menjadi salah satu peran aktif dalam membentuk opini publik. Opini publik yang dimaksud adalah opini yang bukan berdasarkan asli realitas yang ada di masyarakat namun, realitas yang dianggap penting oleh suatu media kemudian diangkat untuk menjadi pembahasan yang penting di dalam suatu media tertentu.

Dalam Griffin, Em (2003) teori efek media, agenda setting memiliki beberapa asumsi terkait, antara lain:

  • Pers dan media tidak mencerminkan kebenaran namun mereka menyaring serta membuat isu di masyarakat.
  • Hal ini menyiratkan bahwa realitas yang terlalu luas, sebagian realitas yang dianggap oleh media penting diambil. Realitas yang diambil oleh media, dibuat sebuah realitas yang baru (agenda media).
  • Konsentrasi media berfokus pada beberapa isu.
  • Hal ini berarti media memilih fokus pemberitaannya terhadap isu-isu tertentu. Misalnya, batu akik dianggap sebagai sebuah realitas yang penting saat ini daripada kasus narkoba yang tengah marak terjadi di Indonesia.

Teori efek media juga memiliki beberapa jenis agenda setting didalamnya, antara lain:

  • Agenda media, merupakan isu-isu yang dibahas, diukur dan dianalisis dalam sebuah media tertentu secara kuantitatif. Contohnya, berita tentang pembayaran plastik seharga Rp, 200,- ditayangkan oleh media masuk di HD.
  • Agenda publik, merupakan isu-isu yang ada di masyarakat diukur dari opini yang beredar atau sedang dibahas oleh publik. Contohnya, pembahasan plastik yang dibayar Rp.200,- yang dibahas hingga ke berbagai media.
  • Dampak agenda setting, merupakan agenda yang membutuhkan orientasi untuk dapat diukur dari indeks rasa keinginantahuan (relevansi dan ketidakpastian).
  • Framing, merupakan cara media membingkai isu dalam keseluruhan, hanya sebagian tujuan bagian yang di framing agar masyarakat menggap bahwa isu tersebut penting untuk dibahas.

Banyak pengaruh media yang dapat membentuk opini masyarakat atau khalayak media. Setiap orang sejatinya, tidak dapat menghindari terpaan media. Media akan mengangkat isu yang berkaitan dengan lingkungan dan menjadikan isu tersebut penting bila, manusia juga memiliki kepedulian akan alam lingkungan mereka. Pada hakekatnya, media hanyalah penggerak yang dibuat oleh manusia untuk menjadi “centre” utama isu global. Maka dari itu, media sangat berperan penting dalam membentuk pengaruh lingkungan yang baik kepada manusia agar dapat menjaga dan memelihara lingkungan alam dengan sebaik – baiknya.

Manusia ke Manusia

Manusia sebagai makhluk hidup sempurna, diberikan kesempatan untuk dapat melestarikan alam lingkungannya. Manusia menjadi komunikator utama yang dapat merubah, menjaga, merawat dan melestarikan alam. Saat ini, tidak banyak manusia yang mau mengerti dan sedikit yang memiliki kesadaran tersebut. Melalui komunikasi setiap manusia diharapkan dapat memahami makna yang disampaikan oleh orang lain kepada mereka maupun sebaliknya. Salah satu teori dalam komunikasi yang dapat menjelaskan hubungan antar manusia dengan manusia lainnya adalah Teori Manajemen Koordinasi Makna. Teori ditemukan oleh ahli komunikasi Barnett Pearce dan Vernon Cronen. Menurut hasil penelitian mereka akan teori ini bahwa berkomunikasi memiliki aturan tertentu.

Dalam percakapan antar manusia yang terlaksana lewat pengiriman pesan dan penciptaan makna, manajemen koordinasi makna berisikan tentang masing-masing individu untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dan bagaimana aturan-aturan dalam berkomunikasi itu berjalan. Aturan-aturan yang terbentuk tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dapat membantu kita untuk menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan oleh orang lain kepada kita (West&Turner, 2012, hal. 114).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun