Mohon tunggu...
Samantha Elisabeth Claudya
Samantha Elisabeth Claudya Mohon Tunggu... -

Let it be Your Mercy and Glory 🙌

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lingkungan dan Partisipasi

18 Mei 2016   15:24 Diperbarui: 18 Mei 2016   15:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya seberapa sadarkah bahwa setiap kita, memiliki kaitan terhadap keberlangsungan hidup lingkungan alam kita? Sampai dimanakah kita sadar bahwa tindakan kita mempengaruhi alam dan isi dari alam ini. Jika masih banyak dari setiap manusia yang belum menyadari hal ini, maka mulai lah untuk mengukur tindakan sendiri. Setiap manusia dengan kepentingannya masing – masing, membuat alam kita semakin menyedihkan. Hal ini dapat dilihat dari, berbagai penelitian yang menunjukan penurunan tingkat eco- friendly dari Bumi kita. Semakin merosotnya kemauan masyarakat untuk membangun kembali Bumi lebih berseri.

Seperti pada artikel – artikel penelitian dan berita lingkungan lainnya, dalam hal ini Leroy dan Tatenhove pada tulisannya berjudul “Environment and Participation : The Shifting Significance Of A Double Concept” menyatakan bahwa masyarakat tidak lagi berperan aktif atau non- partisipatif dalam upaya mengemukakan pendapat mereka mengenai masalah lingkungan. Hal ini sungguh disayangkan mengingat beberapa poin penting yang dibahas oleh Leroy dan Tatenhove pada tulisan tersebut. Beberapa poin itu, diantaranya (Leroy & Tatenhove. N,d):

Adanya pesan politik

Melalui program dan aspirasi masyarakat terhadap lingkungan hijau, secara tidak langsung menyatakan suara mereka mengenai kredibilitis dan kebijakan lingkungan yang dibuat oleh pemerintah. Adanya kritik serius mengenai peran kapitalis dalam masalah lingkungan, juga memperdalam masalah pesan yang dikemukakan oleh masyarakat mengenai partisipasi politik mereka.

Partisipasi yang terselenggara dan secara berangsur-angsur terinstitusionalisasi

Masalah utama dalam hal ini adalah kebijakan lingkungan yang hanya berfokus pada kebijakan saja. Dalam fokus ini, sebenarnya tidak dapat sepenuhnya disalahkan bagian yang harus lebih diutamakan yang seperti apa. Regulasi yang membentuk kebijakan, mungkin hanya melihat satu pihak atau satu pandangan saja dan tidak terlalu memperdulikan siapa saja yang berperan didalamnya.

Fokus pada kebijakan dirasa cukup dan memuaskan namun, tidak dapat berjalan dengan seimbang. Hal ini membuat ketimpangan yang signifikan antara perencanaan dan pelaksanaan. Masing – masing peranan memiliki tanggungjawab untuk merumuskan rencana dan eksekusinya. Namun, pada kenyataannya hanya kebijakan saja yang diutamakan tanpa memperdulikan masalah lainnya seperti, pelaku didalamnya.

Energi nuklir : Kasus pengujian dan hambatan untuk menggalang partisipasi yang semakin banyak

Pada poin sebelumnya, dijelaskan bahwa kebijakan menjadi salah satu faktor utama keterlibatan masyarakat dalam menyatakan kritik dan pendapatnya. Pendapat dan kritik terhadap lingkungan dirasa perlu untuk mengingatkan pemerintah akan alam lingkungan yang mereka kita tempati bersama. Mengenai hal ini, banyak kasus mengenai nuklir dan keberadaanya yang kontroversial. Beragam pendapat menyatakan setuju dan tidak setuju mengenai keberadaan nuklir. Didukung oleh banyak kasus yang mewarnai media, nuklir dianggap sebagai bahan kimia aktif yang memiliki dua sisi, yaitu:  bermanfaat dan juga membahayakan.  

Efek partisispasi dalam bentuk baru

Adanya urgensi perhatian pada masyarakat awam untuk memperhatikan isu – isu lingkungan menjadi sesuatu yang penting untuk diselesaikan bersama. Diantara masyarakat urban dan pedesaan saat ini, masih banyak anggota masyarakay yang tidak tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam isu lingkungan tertentu. Setiap masyarakat nyatanya, tidak bisa secara general dan ikhlas untuk merubah pola tindakan terhadap lingkungan mereka sendiri.

Radikalisme kemudian hadir sebagai bentuk baru dalam mengubah mindsetmasyarakat saat ini. Adanya gerakan – gerakan sosial lingkungan membantu masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan Bumi yang lebih layak ditempati bersama.  Bukan hanya menjadi perhatian organisasi atau aktivis lingkungan tertentu, melalui program komunikasi yang menarik dan sangat logis dilakukan, masyarakat menjadi lebih tertarik untuk ikut berpartisipasi.

Partisipasi dan sosietaliasasi pada kebijakan lingkungan : Sejak tahun 1985 dst.

Pada artikel penelitian Leroy dan Tatenhove ditujukan bahwa adanya kritik serius dan keterlibatan secara aktif masyarakat (bukan hanya aktivis dan organisasi tertentu) pada sekitar tahun 1985-an. Hal ini berkaitan dengan peran dan aktivitas kinerja pemerintah saat tahun tersebut di negara bagian Eropa dan sekitarnya. Pemerintah menjadi tertantang untuk melakukan banyak perubahan mengenai kebijakan dan regulasi yang mereka bentuk, karena adanya tekanan dari berbagai elemen masyarakat.

Selanjutnya, upaya demi upaya yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat, nyatanya membentuk pola tindak yang signifikan untuk diterapkan secara berkepanjangan. Adanya pemikiran mengenai pembangunan berkelanjutan semakin menjadi program perhatian khusus bagi pemerintah dan siapa saja yang bertanggungjawab mengenai kebijakan atau regulasi serta program komunikasi lingkungan.

Partisipasi dan marketisasi dalam kebijakan lingkungan

Dalam bagian ini, marketisasi memiliki beberapa indikator pengukuran, yaitu : (1) terdapat pergeseran pada gaya pemerintah, manajemen strategi dan susunan kebijakan yang digunakan sebagai patokan untuk membuat regulasi. Hal ini memicu adanya ketebukaan bagi setiap masyarakat untuk bertanggungjawab dalam pemogramaan dan pelaksanaan berkaitan dengan lingkungan; (2) Melalui marketisasi, sekaligus memeberi dampak negatif karena, pemerintah seakan “lepas tangan” terhadap program dan pelaksaan terhadap regulasi yang mereka bentuk. Pemerintah nampak hanya berfokus pada keuntungan atau profit yang mereka dapatkan.

Lingkungan, partisipasi dan kekuatan

Setelah melalui proses yang begitu panjang, akhirnya sampai pada tahap penyadaran bahwa masyarakat yang aktif untuk berpatisipasi lah yang membentuk regulasi dan kebijakan yang baik untuk lingkungan saat ini. Keadaan demi keadaan berjalan seiring dengan perlakuan masyrakat terhadap apa yang mereka sadari dan hadapi sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam program dan pelaksaan CSR pada tiap perusahaan yang telah berorientasi pada lingkungan sekitar perusahaan tersebut. Di lain hal, banyak organsasi yang bukan aktivis lingkungan namun, secara aktif dan terus – menerus melakukan program dan pelaksaan untuk lingkungan yang lebih baik lagi.

Kedepannya, diharapkan kita dapat menjadi penggerak bangsa untuk membuat program dan pelaksaan demi terciptanya lingkungan asri, indah dan lebih berseri!

DAFTAR PUSTAKA

Leroy, Pieter & Jan P. M van Tatenhove. 2002. Environment and Participation       : The Shifting Significance Of A Double Concept. The Netherlands, Dordrecht           : Kluwer Academic Publishers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun