Mohon tunggu...
Samanta
Samanta Mohon Tunggu... -

Bukan aku yang menulis puisiku... Puisikulah yang menulisku...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ka'bah

7 Februari 2017   05:11 Diperbarui: 7 Februari 2017   05:17 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tetaplah beristikamah di sentrum jazirah mahabah

dalam rinai-rinai sembilan puluh sembilan rosario sembah

semata merebut hati Sang Penguasa Ijabah

hai, kau gembel romantis di pelataran muhibah

puisimu adalah ibadah di altar mazbah

meski di sekelilingnya debu-debu maksiat ikut mewabah

Bersyahadatlah dalam gemuruh perang tanding di sanubari penggubah

puisi adalah bahasa Tuhan dalam Kitab-kitab Suci penyaji misbah

lukisan hayati di kanvas iman bertinta amarah dan muhabah

ejakulasi sang rasa saat menyetubuhi sang hati di bait-bait janabah

Hancurkan congkakmu karena puisi bukanlah khotbah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun