Iqra...
demi digdayanya aksara-aksara
sang penguasa s’luruh era
sejak Adam belum dicipta sampai kelak kiamat kubra
sarana mantera, asmara, susastra, langenswara, atau cuma ceritera
juga puja puji di s’mua masjid, gereja, wihara, pura
Sang mandraguna tiada tara
penakhlik juga pemusnah wacana, cinta, bahkan adab dan upacara
dibidaninya dan dibinasakannya negara-negara
Demi perakit-perakit aksara
jangan jadikan dia sekadar wicara
kar’na dari relung sanubari bisa berlinang nira maupun lara
tanpa tulus setia semuanya pasti rontok di panggung sandiwara
Dia prasarana baik buruknya seluruh perkara
membuatmu m’nikmati surga pun neraka membara
Iqra...
demi kaum peracik dan pemuja aksara-aksara
kuingin engkau jangan pernah berpura-pura
ikrarkan di lisan, piara di hati, amalkan di kentara
tapi bicara tersakti adalah diam tanpa suara
Bumi Allah, 6 Maret 2016
KOSAKATA:
>> iqra = bacalah
>> digdaya = tdk terkalahkan; sakti
>> kiamat kubra = kiamat besar hingga dunia fana ini hancur
>> langenswara = paduan suara lagu-lagu (Jawa dll)
>> penakhlik = pembentuk; pencipta; yg menjadikan
>> wicara = rangkaian bunyi bahasa yg dipergunakan utk berkomunikasi; tutur kata; bicara
>> nira = air manis sadapan dr mayang enau, nyiur, dll
Puisi ini juga ditulis di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H