Mohon tunggu...
Samanta
Samanta Mohon Tunggu... -

Bukan aku yang menulis puisiku... Puisikulah yang menulisku...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayonara

4 Februari 2017   03:50 Diperbarui: 4 Februari 2017   05:30 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayonara, lara...

dua belas purnama hayat diri terpanggang api rindu membara

bersama mahkota jiwa yang raib di angkernya rimba sakura

tempat ribuan bidadari edan kasmaran menebar berahi dan huru-hara

tidak... kutak pernah hanyut dalam lenggak-lenggok erotisme anggara

meski silap mata membuat ikrar-ikrar suci kadang tercedera

Aih... mawar pun meratap-ratap teriris sembilu salah kira

duri-duri diri berharakiri di runcing aksara-aksara

untunglah sang takdir tak pernah lelah memasang lentera

Sayonara, angkara...

yang pernah mencakar-cakar rentannya dinding asmara

penyebab semua ceria tercampak di padang setra

cinta adalah penjajah terganas di kolonialisme kasih mesra

dan aku pun tumbang terjengkang di kaki kanigara

karena kasih sayang saling memelihara, bukan mengendara

Perkawinan memang penjara

namun di celah-celah dindingnya selalu membersit aurora

memanunggalkan dirimu dan diriku dalam cahaya penyejahtera

Sayonara, sengsara...

yang dulu selalu kukuh menyandera

penyebab segenap asa hancur bercempera

walau cinta sejati adalah hijrah menuju hanya satu gapura

ia sajak teragung dalam khazanah mahakarya Sang Maha Dikara

tapi engkau hadiah terindah di tahun teranyar bergelimang gembira

Bumi Allah, 30 Desember 2016

KOSAKATA:

>> edan kasmaran = gila berahi

>> anggara = buas; liar

>> setra = (1) medan; padang; lapangan; (2) tempat pembuangan atau penguburan mayat

>> kanigara = bunga matahari, Helianthus annuus

>> bercempera = berhamburan; bercerai-berai

>> dikara = indah; mulia

Puisi ini juga ditulis di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun