Mohon tunggu...
Samanta
Samanta Mohon Tunggu... -

Bukan aku yang menulis puisiku... Puisikulah yang menulisku...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa

1 Februari 2017   10:48 Diperbarui: 1 Februari 2017   11:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kumenyapamu dalam rintih-rintih seriosa

tataplah mata sembapku dengan segenap tenagamu yang masih tersisa

meski dirimu kian terengah-engah sekarat di sudut titimangsa

dan tubuh rapuhmu yang makin rengsa

nelangsa

dari warsa ke warsa

namun, dahsyatnya, kau tak pernah mati rasa

apalagi putus asa

Engkau tak henti berdansa-dansa

ditingkahi riuhnya metrum-metrum musik binasa

dalam hedonisme tujuh milyar manusia yang kian perkasa

penuh kuasa

namun sungguh krisis merdesa

amat rakus sentosa

tanpa sudi balas jasa

Dirimu benar-benar mangsa

yang terus diperkosa

disiksa

direguk paksa

dengan sangat tergesa-gesa

tanpa rasa berdosa

dari masa ke masa

Oh... maafkan aku yang hanya mampu berpuisi dan berprosa

semata memirsa tanpa prakarsa

kendati di dada ini kobar-kobar juang tak pernah berlengkesa

namun tak lelah kumenyerumu setegar raung-raung pilu tarawangsa

saat mentari dua ribu tujuh belas pertama terbit memercik asa

bagi damai dan sejahteranya semua bangsa

Bumi Allah, 1 Januari 2017

FAKTA:

>> Menurut UNEP, badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang menangani urusan lingkungan hidup, beban terhadap daya dukung (carrying capacity) bumi kini telah melampaui satu setengah kali dari kapasitas idealnya sebagai sistem penyangga kehidupan (life support system), terutama akibat kian membludaknya penduduk dunia yang diikuti dengan makin parahnya eksploitasi sumber daya alam demi menghidupi mayoritas manusia yang cenderung tambah hedonis dan eksploitatif. Jika bumi ini diibaratkan sebuah mobil truk, ia hanya berkapasitas muat maksimum 10 ton, namun kita memaksanya untuk mengangkut muatan 15 ton. Akibatnya, truk ini cepat rusak mesinnya maupun baknya, dan lebih sering pecah bannya. Jika kondisi ini tidak diantisipasi dengan baik, UNEP mengingatkan, pada tahun 2050 nanti beban bumi akan meningkat tiga kali dari kapasitas idealnya. Bayangkan dahsyatnya bencana yang akan dialami bumi saat itu...

KOSAKATA:

>> titimangsa = masa; waktu

>> rengsa = (1) lemah badan (hilang tenaga); berasa lemas; malas, lesu (tdk bernafsu dll); (2) sengsara; celaka

>> warsa = tahun

>> hedonisme = pandangan yg menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sbg tujuan utama dl hidup

>> merdesa = layak; patut; sopan (beradab)

>> berlengkesa = berkurang; susut (spt padi dl lumbung)

>> tarawangsa = alat musik gesek dan petik khas Sunda

Puisi ini juga ditulis di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun