Mohon tunggu...
Saman Sinaga
Saman Sinaga Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

autis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki, Angin, Pohon, dan Jalan

12 April 2012   13:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:42 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini baru saja si lelaki bangun dari tidurnya. Si lelaki membuka jendela di sebelah tempat tidurnya untuk membiarkan sinar matahari pagi masuk. Pagi ini memasuki cuaca berangin. Si lelaki terlalu malas untuk keluar rumah.


Terlalu malas dan dia hanya berkutat saja di tempat tidur. Menyiapkan teh panas, buku-buku klasik Rusia, kaset music jazz atau pop untuk didengar sebagai teman baca. Terlalu malas untuk melanjutkan harinya.


Begitu terus sampai si lelaki mulai merasa sedikit bosan dengan keadaan seperti ini. Dia keluar rumah untuk menghilangkan penatnya. Pagi dia keluar rumah dan sorenya dia pulang untuk berkutat dengan kenikmatan pribadi di kamarnya..


Akhirnya dia merasa membutuhkan media untuk berbagi cerita tentang apa yang dialaminya. Dan sore itu dia memutuskan untuk bercerita kepada angin sepoi-sepoi yang dia sadar selalu menyejukkan hatinya.


Sore itu dia membuka jendela kamar dan bercerita kepada angin. “Angin, hari ini aku berjalan-jalan menghabiskan waktu di sebuah taman. Membaca buku-buku klasik Rusia. Setidaknya pemandangan di kamarku ini bisa digantikan dengan suasana taman yang nyaman.”
“Hari itu aku bertemu dengan seorang gadis penjual es krim di taman. Aku memberanikan diri untuk bercengkrama dengannya pagi itu. Kami berbicara sampai sore.” Kata si lelaki. Setelah itu dia menghentikan ceritanya dan menghirup angin sepoi-sepoi dan serta merta menutup jendelanya sebagai tanda berhentinya cerita di hari itu.


Esok paginya kembali si lelaki menuju taman dan pulang setelah hari sore. Dia membuka jendela kamarnya dan bercerita kepada angin. “Hari ini, aku bercerita kembali dengan gadis yang sama. Aku merasa sepertinya aku jatuh cinta dengannya. Dan aku tak sabar untuk bertemu dengannya.” Setelah berkata begitu si lelaki menutup kembali jendelanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun