Buku ini berisi 15 cerita pendek pilihan, yang merupakan pemenang dalam sayembara menulis cerita pendek yang diadakan Rons Imawan beberapa waktu lalu di media sosial. Tak lupa, dalam buku ini, Rons Imawan juga menampilkan 3 cerpen hasil karyanya yang dibuat secara berseri (Lentera Padam bagian 1-3).
Ada satu kutipan penulis yang cukup menarik dalam kata pengantar buku ini; “Media sosial bukanlah buku diary. Maka, jangan segala-galanya diumbar. Hidup bakal lebih terarah kala rahasiamu disimpan dengan pintar, aibmu dikubur dengan tegar.”
Kejujuran Sebuah Luka, merupakan cerpen karya Muhammad Arif Rizaldy yang cukup tragis namun mengharukan, berkisah tentang Wina, seorang anak yang tanpa sengaja membunuh ayahnya demi membela ibu dan adiknya yang selalu dizalimi.
Beranjak remaja, Wina berusaha sekuat tenaga menyembunyikan kejadian tersebut dari teman-temannya. Ia takut jika sampai masa lalunya terbongkar, ia akan dijauhi karena ia adalah mantan pembunuh. Meski pembunuhan tersebut tidak ia sengaja. Ia memang membenci ayahnya, tapi ia sama sekali tak berniat membunuh ayah.
Waktu itu, ayahnya yang doyan mabuk-mabukan dan berjudi itu pulang larut malam dan meminta ibu menyerahkan sertifikat rumah sebagai barang taruhan bersama teman-temannya. Karena ibu tak mau menyerahkan, maka ayah yang tengah mabuk marah besar dan menganiaya ibu hingga terluka.
Wina yang waktu itu baru kelas 6 SD, berusaha menolong ibu tapi malah ikut dianiaya oleh ayah. Bahkan ayah semakin gusar dan mengancam akan membawa kabur Yanti, adik satu-satunya Wina yang baru mau masuk SD, untuk dijadikan pengemis jalanan. Wina yang sudah kadung benci dengan ayah, lantas berlari menuju dapur dan mengambil tongkat lantas dipukulkan pada ayah berkali-kali saat tengah membopong Yanti, hingga akhirnya pingsan dan meninggal.
Kejadian tragis itu membuat ibu marah dan tak mau bicara sama Wina. Entahlah Wina tak pernah mengerti, meskipun ayah gemar menganiaya dan menguras seluruh perhiasan milik ibu, namun ibu tak pernah melawan dan membenci ayah. Ibu selalu mengajarkan, bagaimanapun kondisinya, ayah adalah orangtua Wina yang harus dihormati.
Namun pada dasarnya, ibu tak pernah benar-benar marah sama Wina. Itu terbukti ketika Wina sakit, beliau baru mau bicara, terlihat sangat khawatir dan segera membawanya ke dokter. Sejak saat itulah, Wina sering menyiksa diri sendiri, melukai bagian tubuhnya, karena dengan cara seperti itu ibu baru akan memperhatikan dan mau bicara padanya. Sebaliknya, bila ia sedang sehat, ibu tak mau bicara.
Wina benar-benar takut jika teman-teman dekatnya (Ryan, Galih, Sasi dan Alin) tak mau lagi berteman dengannya ketika mengetahui rahasia masa lalunya. Dan Wina benar-benar lega dan bahagia saat ketakutannya itu sama sekali tak terbukti. Saat rahasianya terbongkar oleh teman-temannya, justru mereka terlihat bersimpati, dan semakin dekat dengan Wina.
Cerpen lainnya yang bisa dinikmati dalam buku ini antara lain “Anomali Hitam” karya Syamira Ayuningtyas yang bercerita tentang Vincent, pemuda indo dengan karakter introvert yang selalu dikucilkan teman-temannya, “Lentera Padam” karya Onyol, menceritakan pemuda introver bernama Lentera yang menderita aleksitimia (sejenis penyakit mental yang membuat si penderita susah mengungkapkan setiap perasaannya), dan lain sebagainya.
***
Judul Buku : Truth or Dare
Penulis : Rons Imawan, dkk.
Penerbit : Bentang Belia
Cetakan : V, Agustus 2014
Tebal : xii + 272 halaman
ISBN : 978-602-7975-66-8
*cover buku koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H