Betapa hancurnya perasaan si anak, di saat ia tengah membutuhkan kehadiran sosok ayah dan ibu dalam sebuah keluarga, tapi pada akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah. Itulah yang dirasakan Ella, gadis remaja yang tengah duduk di bangku kelas 3 SMA, di mana seharusnya ia mendapat kasih sayang dan perhatian lebih dari kedua orangtuanya, terlebih ujian penentuan kelulusan telah di ambang mata.
Kendati sebelum bercerai pun, Ella selalu merasa kesepian di rumah. Sebab ayah dan ibu sibuk sendiri-sendiri di tempat kerjanya masing-masing. Sebenarnya, ayah lebih suka memiliki istri yang lebih senang mengurus rumah, agar bisa meluangkan banyak waktu untuk anak dan suami. Namun sayangnya ibu adalah sosok wanita berkarakter keras yang tak mau diatur oleh suami.
Ibu tak mau seperti ibu-ibu kebanyakan. Ibu adalah sosok wanita karier, pekerja keras, yang tak hanya bisa diam di rumah menjadi ibu rumah tangga biasa. Dan sayangnya, ibu telah lalai bahwa ia juga memiliki ‘kewajiban utama’ dalam sebuah keluarga. Ia hanya sibuk bekerja bahkan di hari libur sekali pun, hingga melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan juga seorang ibu yang semestinya meluangkan banyak waktu untuk putri semata wayangnya.
Itulah salah satu alasan yang membuat ayah lantas terpikat pada wanita lain. Sosok wanita keibuan yang pintar memasak dan mau meluangkan banyak waktunya di rumah bersama anak dan suaminya. Meski bukan berarti hal ini menjadi pembenaran bagi ayah untuk berselingkuh. Karena apa pun masalah yang muncul, idealnya harus dikomunikasikan dengan baik untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari.
Ibu yang akhirnya memergoki ayah selingkuh, lantas menggugat cerai. Tak ada kata maaf untuk sebuah perselingkuhan. Namun sayang, ibu hanya menyalahkan kekhilafan ayah, tapi ia sendiri tak mau introspeksi diri. Sementara itu, di sisi lain, ayah dan wanita selingkuhannya telanjur sama-sama saling mencintai.
Dalam hal ini, Ella tak mampu berbuat banyak untuk membujuk kedua orangtuanya agar bersatu kembali seperti dulu. Dan bisa ditebak, pada akhirnya, yang paling merasa sakit hati, kecewa, dan kehilangan sosok sandaran hidup adalah Ella.
Kesedihan dan kekecewaan Ella semakin menjadi saat mengetahui selingkuhan ayahnya ternyata adalah ibunya Maya, sahabatnya sendiri. Pun dengan Maya, yang tak kalah terpukulnya saat mengetahui ternyata sosok ayah baru pengganti alamrhum ayah kandungnya adalah ayahnya Ella.
Masalah demi masalah terus mewarnai leliku hidup Ella yang tomboi dan Maya yang feminin, dua gadis remaja berbeda karakter dan telah bersahabat sejak lama. Novel ini menarik, meski hanya sebuah karya fiksi, tapi banyak hikmah yang bisa dipetik di dalamnya.
***
Judul Buku : Jalan Menuju Cinta-Mu
Penulis: Rhein Fathia
Penerbit: Bunyan
Cetakan: I, Juli 2013
Tebal: vi + 174 halaman
ISBN: 978-602-7888-51-7
*cover buku koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H