Mohon tunggu...
Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hobi membaca dan menulis

Mukim di Kebumen. Karya tulisnya tersebar di berbagai media cetak dan online, lokal hingga nasional seperti Kompas Anak, Republika, Jawa Pos, Koran Jakarta, Radar Surabaya, Radar Bromo, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Merapi, Minggu Pagi, Lampung Post, Analisa, Bangka Pos, Kartini, Nova, dll.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Perceraian Membuat Anak Bingung Memilih, Ikut Ayah atau Ibu?

11 Oktober 2014   15:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:29 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa hancurnya perasaan si anak, di saat ia tengah membutuhkan kehadiran sosok ayah dan ibu dalam sebuah keluarga, tapi pada akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah. Itulah yang dirasakan Ella, gadis remaja yang tengah duduk di bangku kelas 3 SMA, di mana seharusnya ia mendapat kasih sayang dan perhatian lebih dari kedua orangtuanya, terlebih ujian penentuan kelulusan telah di ambang mata.

Kendati sebelum bercerai pun, Ella selalu merasa kesepian di rumah. Sebab ayah dan ibu sibuk sendiri-sendiri di tempat kerjanya masing-masing. Sebenarnya, ayah lebih suka memiliki istri yang lebih senang mengurus rumah, agar bisa meluangkan banyak waktu untuk anak dan suami. Namun sayangnya ibu adalah sosok wanita berkarakter keras yang tak mau diatur oleh suami.

Ibu tak mau seperti ibu-ibu kebanyakan. Ibu adalah sosok wanita karier, pekerja keras, yang tak hanya bisa diam di rumah menjadi ibu rumah tangga biasa. Dan sayangnya, ibu telah lalai bahwa ia juga memiliki ‘kewajiban utama’ dalam sebuah keluarga. Ia hanya sibuk bekerja bahkan di hari libur sekali pun, hingga melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dan juga seorang ibu yang semestinya meluangkan banyak waktu untuk putri semata wayangnya.

Itulah salah satu alasan yang membuat ayah lantas terpikat pada wanita lain. Sosok wanita keibuan yang pintar memasak dan mau meluangkan banyak waktunya di rumah bersama anak dan suaminya. Meski bukan berarti hal ini menjadi pembenaran bagi ayah untuk berselingkuh. Karena apa pun masalah yang muncul, idealnya harus dikomunikasikan dengan baik untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari.

Ibu yang akhirnya memergoki ayah selingkuh, lantas menggugat cerai. Tak ada kata maaf untuk sebuah perselingkuhan. Namun sayang, ibu hanya menyalahkan kekhilafan ayah, tapi ia sendiri tak mau introspeksi diri. Sementara itu, di sisi lain, ayah dan wanita selingkuhannya telanjur sama-sama saling mencintai.

Dalam hal ini, Ella tak mampu berbuat banyak untuk membujuk kedua orangtuanya agar bersatu kembali seperti dulu. Dan bisa ditebak, pada akhirnya, yang paling merasa sakit hati, kecewa, dan kehilangan sosok sandaran hidup adalah Ella.

Kesedihan dan kekecewaan Ella semakin menjadi saat mengetahui selingkuhan ayahnya ternyata adalah ibunya Maya, sahabatnya sendiri. Pun dengan Maya, yang tak kalah terpukulnya saat mengetahui ternyata sosok ayah baru pengganti alamrhum ayah kandungnya adalah ayahnya Ella.

Masalah demi masalah terus mewarnai leliku hidup Ella yang tomboi dan Maya yang feminin, dua gadis remaja berbeda karakter dan telah bersahabat sejak lama. Novel ini menarik, meski hanya sebuah karya fiksi, tapi banyak hikmah yang bisa dipetik di dalamnya.

***

Judul Buku : Jalan Menuju Cinta-Mu

Penulis: Rhein Fathia

Penerbit: Bunyan

Cetakan: I, Juli 2013

Tebal: vi + 174 halaman

ISBN: 978-602-7888-51-7

*cover buku koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun