Mohon tunggu...
Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hobi membaca dan menulis

Mukim di Kebumen. Karya tulisnya tersebar di berbagai media cetak dan online, lokal hingga nasional seperti Kompas Anak, Republika, Jawa Pos, Koran Jakarta, Radar Surabaya, Radar Bromo, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Merapi, Minggu Pagi, Lampung Post, Analisa, Bangka Pos, Kartini, Nova, dll.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tiga Hati, Dua Janji, Satu Takdir

31 Oktober 2014   15:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:04 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel ‘Merajut Rahmat Cinta’ berkisah tentang perjuangan pemuda bernama Fatih dalam menggapai tangga kesuksesan yang sarat dengan sederet ujian penuh liku. Sembari kuliah, ia juga menimba ilmu agama di sebuah pesantren Raudhatul Muhtadin, sebuah pesantren tak terlalu besar di daerah Cipare, Serang, yang diasuh oleh Kiai Syamsul.

Fatih merupakan sosok pemuda yang tidak hanya menawan, namun juga pintar, berprestasi dan sangat menjaga pergaulan, termasuk ketika bergaul dengan lawan jenisnya. Tak heran, bila banyak gadis yang menyukai sifat sekaligus ketampanannya. Di antara gadis yang tergila-gila pada Fatih adalah Rahmah, santri putri berwajah indo, yang telah lama menjadi santri idola karena kecantikannya. Akan tetapi, di balik kecantikannya, sebenarnya tersimpan masa lalu yang sangat kelam tentang keluarganya.

Sayangnya, cinta Rahmah bertepuk sebelah tangan. Ia, yang tak kuasa menahan perasaannya kepada Fatih, secara blak-blakan menyatakan isi hatinya padanya. Meski kecewa berat, tapi Rahmah segera tersadar bahwa apa yang dilakukan itu keliru. Ia terlampau menuruti hawa nafsunya, padahal sebagai wanita, seharusnya lebih menjaga kehormatannya dengan tidak mudah menyatakan rasa cinta pada lawan jenisnya.

Sementara itu, Tazkiya, gadis yang juga tak kalah cantik dengan Rahmah, juga diam-diam menyimpan rasa suka kepada Fatih. Tazkiya yang dalam kesehariannya dipanggil Kiki, adalah putri bungsu Kiai Syamsul. Namun, Tazkiya berbeda dengan Rahmah. Ia sangat hati-hati dalam bergaul dan tak mau mengungkapkan perasaannya begitu saja kepada Fatih.

Dalam menapaki terjalnya hidup ini, setiap orang tentu dihadapkan dengan sederet masalah. Begitu juga dengan Fatih dan tokoh-tokoh lain dalam novel islami ini. Berbagai ujian hidup, mulai yang ringan sampai yang terberat, harus Fatih hadapi dengan penuh kesabaran dan tawakal. Misalnya, saat ia terpuruk ketika mendengar kabar kedua orangtua dan adik semata wayangnya meninggal dunia secara bersamaan akibat rumahnya yang berada di sekitar pantai roboh tertimpa pohon.

Sejak ia tak lagi memiliki keluarga dan saudara, ia memilih tetap melanjutkan kuliahnya sambil bekerja paruh waktu. Ia pun kembali dihadapkan pada 2 pilihan hidup yang cukup sulit, tetap melanjutkan kuliah sembari menimba ilmu di pesantren atau pindah ke kota lain karena tuntutan pekerjaan.

Akhirnya, setelah melakukan shalat istikharah dan meminta pendapat Kiai Syamsul, Fatih pun memantapkan diri pergi ke kota lain. Meski konsekuensinya harus pindah kuliah di tempat kerjanya yang baru. Toh, yang namanya mencari ilmu agama itu tidak harus di pesantren, begitu petuah Kiai Syamsul yang berusaha Fatih tanamkan dalam hatinya. Begitu mendengar Fatih akan pergi meninggalkan pesantren, Tazkiya tak kuasa menahan tangisnya.

Saat di kota besar, Fatih pun dihadapkan sederet ujian. Misalnya, ketika ia bertemu dengan gadis cantik bernama Shilvi. Shilvi adalah gadis blasteran korban kekerasan seksual ayahnya sendiri. Ia diperkosa oleh ayah saat dalam kondisi mabuk. Bahkan ia dijual kepada germo untuk dijadikan pemuas nafsu para lelaki hidung belang.

Bertemu dengan Fatih, membuat hidup Shilvi terasa lebih berarti. Ia sangat mengagumi sosok Fatih yang begitu menjaga pergaulan dengan lawan jenis. Kepada Fatih, ia menumpahkan segala problema hidupnya. Betapa ingin ia segera lari dari tempat terkutuk itu, namun ia selalu diawasi oleh para bodyguard yang akan mengejar dan menyiksanya jika sampai kabur dari tempat pelacuran itu.

Alur cerita dalam novel ini cukup menarik, banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dalam novel terbitan Bunyan ini. Selamat membaca.

***

Judul Buku: Merajut Rahmat Cinta

Penulis: Hasyim El-Hanan

Penerbit: Bunyan

Cetakan: 2013

Tebal: vi + 258 halaman

ISBN: 978-602-7888-59-3

*cover buku koleksi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun