Kesimpulan
Emotional eating adalah kebiasaan makan yang dipicu oleh emosi, bukan rasa lapar fisik. Kebiasaan ini sering muncul sebagai respons terhadap emosi negatif, seperti stres atau kesedihan, dan melibatkan makanan tinggi gula atau lemak yang memberikan kenyamanan sementara. Namun, emotional eating dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, seperti risiko obesitas, gangguan citra tubuh, dan penyakit kronis.Â
Untuk mengatasi emotional eating, diperlukan kesadaran diri, pengembangan mekanisme pengalihan yang sehat, pola makan teratur, dan dukungan dari lingkungan atau profesional. Dengan langkah-langkah ini, seseorang dapat keluar dari siklus emotional eating sehingga dapat mengutamakan kesehatan mental dan fisik sebagai investasi penting untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H