Keraknya hitam. Sehitam apa yang disebut malam. Tanpa pendar. Hanya pudar.
Bukan bulan. Purnama. Gemintang. Atau lintang. Masih sepi, terus sepi, berubah sunyi, beralih maki.
Persetan! Budak tak berotak, tak berotot, hanya melotot.
Diam! Bising, berisik.
Cuci mukaku. Dengan sabun air kaldu sendumu. Guyur aku. Dengan segelas penuh maluku yang kau tau. Terserah!
Aku tetap benar-benar meragu? Akan apa yang dulu begitu kugugu, tapi kini hanyalah sebuah ambigu?
Lucu. Melihat kau menyeruput kopi panasmu merdu. Kau kira aku suka mengaduk kopimu?
Aku lebih suka kau pecahkan gelas itu.
Pecahkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H