Menurut groonros 1990, pada dasarnya kualitas jasa dari sudut penilaian pelanggan  dibedakan atas tiga dimensi , yaitu :
*Â Â Â Â Â Â Technical atau outcome dimension, berkaitan dengan apa yang diterima pelangganÂ
*Â Â Â Â Â Â Functional atau process related dimension, berkaitan dengan cara jasa disampaikan atau disajikanÂ
*Â Â Â Â Â Â Corporate image, berkaitan dengan citra perusahaan di mata pelangganÂ
Apabila ditinjau lebih lanjut mempengaruhi kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa factor, yaitu :Â
 Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihka manajemen dan konsumen, misalnya melakukan penelitian dengan metode focus pada konsumen yang mengedarkan pertanyaan dalam beberapa periode untuk mengetahui persepsi pelayanan menurut pelangga. Demikian juga penelitian dengan metode pengamatan bagi pegaawai perusahaan mengenai pelaksanaan pelayanan.
 Perusahaan harus mampu mebangun komitmen bersama untuk menciptakan visi didalam perbaikan proses pelayanan. Yang termasuk di dalamnya adalah memeprbaiki cara berpikir, perilaku , kemempuan dan pengetahuan dari semua sumber daya manusia yang ada.
 Memeri kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan. Dengan membuat system saran dan kritikÂ
 Mengembangkan dan menerapkan perusahaan menghubungi konsumen setelah proses pelayanan terjadi untuk mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountable), perusahaan menghubungi konsumen secara bertahap untuk mengetahui perkembangan pelayanannya (proactive), dan partnership marketing yang bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan yang sesuai.
Salah satu pendekatan yang dilakukan, memandang kualitas pelayanan yang dipersepsikan pelanggan, parasuraman, zeinthaml dan berry sebagaimana dikutip oleh Philip khotler menyusun factor-faktor utama yang menjadi penentu mutu pelayanan utama, mereka menemukan bahwa pada dasarnya konsumen menggunakan kriteria yang sama apapun jenis jasanya.
v Akses : jasa tersebut mudah didapatkan pada tempat-tempat, waktu yang tepat tanpa banyak menunggu.