Mohon tunggu...
Salwa Rainha Asyura
Salwa Rainha Asyura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biologi

Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dingin, Manis, dan Menyegarkan! Es Krim Daun Kelor Karya Mahasiwa KKN UNDIP 2022/2023

12 Agustus 2023   02:29 Diperbarui: 12 Agustus 2023   02:44 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedungwinong, Sukoharjo (7/8/2023) -- Stunting merupakan salah satu tema utama yang diangkat dalam kegiatan KKN Tim II UNDIP, mengingat masih tingginya angka penderita stunting di wilayah Sukoharjo. Pada tahun 2022, angka stunting Sukoharjo menurut Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (e-PPBGM) berada di angka 8,1%. Hal ini menimbulkan inisiatif mahasiswa Tim II KKN UNDIP untuk melakukan Pelatihan dan Pembuatan Es Krim Daun Kelor dalam rangka menurunkan prevalensi stunting.

"Pelatihan Pembuatan Es Krim Daun Kelor sebagai Upaya Pencegahan Stunting" merupakan program monodisiplin Salwa Rainha Asyura dari jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro. Program ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Agustus 2023 di Posyandu Dukuh Kedungwinong dengan melibatkan Kelompok Kerja (POKJA) 2 Dukuh Kedungwinong dan Ibu dari anak-anak serta balita yang melakukan pengecekan kesehatan.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya (kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun) (Sukenti, 2020). Salah satu strategi penanganan masalah gizi pada balita dan ibu hamil dapat dilakukan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari olahan daun kelor. Daun kelor mengandung protein 3 kali lebih tinggi dari susu bubuk fullcream, 9 kali protein yoghurt, dan kalsium 17 kali lebih tinggi dibandingkan susu. 

Daun kelor memiliki 4 kali kandungan betakaroten wortel, 3 kali potassium pisang, 25 kali zat besi bayam, dan 7 kali vitamin C jeruk. Tanaman kelor juga mudah ditemukan karena banyak ditanam di pekarangan rumah warga Desa Kedungwinong. Umumnya daun kelor hanya diolah menjadi sayur bening, sedangkan masih banyak anak-anak yang enggan makan sayur. Oleh karena itu, olahan es krim bisa menjadi inovasi yang solutif untuk pemenuhan gizi balita dan ibu hamil.

     Pelatihan Pembuatan Es Krim Daun Kelor diawali dengan pemaparan materi mengenai defenisi stunting dan cara pencegahannya. Selanjutnya dijelaskan mengenai manfaat dari daun kelor. Daun kelor dihaluskan dengan blender. Susu cair dan gula dipanaskan diatas kompor, kemudian dimasukkan ekstrak daun kelor. Adonan tersebut dicampur dengan whipping cream serta pengembang, lalu dikocok hingga mengembang. Adonan dibekukan dalam freezer selama 7-8 jam. Diharapkan dengan pelatihan pembuatan es krim daun kelor ini dapat menjadi inovasi menu PMT untuk mencegah stunting bagi anak dan balita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun