Mohon tunggu...
Salwa Rainha Asyura
Salwa Rainha Asyura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biologi

Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa TIM II KKN UNDIP Memberikan Pelatihan Pembuatan Insektisida Nabati Pembasmi Wereng Cokelat

12 Agustus 2023   04:53 Diperbarui: 12 Agustus 2023   04:54 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama kelompok tani Ngudi Mulyo, kelompok tani Tri Martini, serta Gapoktan Tani Jaya/dokpri

Kedungwinong, Sukoharjo (29/7/2023) – Hama dan patogen merupakan musuh utama bagi petani di Desa Kedungwinong karena dapat mengakibatkan penurunan mutu serta kualitas dari padi yang dihasilkan. Umumnya, para petani menggunakan insektisida kimiawi untuk membasmi hama dan patogen. 

Penggunaan insektisida kimiawi dalam jangka waktu panjang dapat memberikan berbagai dampak negatif yaitu penurunan kesuburan dan bahan organik tanah, pencemaran lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia, serta ledakan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di lahan pertanaman padi. Sehingga melalui program “Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Insektisida Nabati untuk Membasmi Wereng Cokelat” dapat menjadi solusi yang inovatif, murah, dan mudah dilakukan bagi petani untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Insektisida Nabati Sebagai Solusi Pembasmi Wereng Cokelat” merupakan program monodisiplin Salwa Rainha Asyura dari jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro. Program ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Juli 2023 di Balai Desa Kedungwinong dengan mengundang kelompok tani Ngudi Mulyo, kelompok tani Tri Martini, serta Gapoktan Tani Jaya.

Insektisida nabati merupakan Insektisida yang menggunakan bahan baku utama berupa tumbuhan dengan berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, terperoid, fenolik, dan senyawa lainnya yang dapat menghambat atau mematikan hama dan penyebab penyakit (patogen). Senyawa bioaktif terdapat di seluruh bagian tumbuhan meliputi daun, akar, bunga, biji, umbi, hingga batang atau kayu. 

Insektisida nabati terbagi menjadi dua jenis berdasarkan bahan aktif yang digunakan yaitu satu jenis bahan aktif (single active ingredient) atau beberapa jenis bahan aktif (multiple active ingredient). Contoh bahan alami yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun sirsak, daun serai, umbi bawang merah, umbi bawang putih, daun srikaya, biji pinang, rumput paitan, dan lengkuas.

Foto Bersama kelompok tani Ngudi Mulyo, kelompok tani Tri Martini, serta Gapoktan Tani Jaya/dokpri
Foto Bersama kelompok tani Ngudi Mulyo, kelompok tani Tri Martini, serta Gapoktan Tani Jaya/dokpri

Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Insektisida Nabati diawali dengan pemaparan materi mengenai defenisi dari pestisida nabati, kelebihan dan kekurangannya, serta bahan-bahan yang berpotensi digunakan sebagai pestisida nabati. Selanjutanya dilakukan sesi tanya jawab beserta praktek langsung pembuatan Insektisida nabati bersama kelompok tani selaku kader yang akan menjamin keberlanjutan program di masa yang akan datang. 

Cara pembuatan Insektisida nabati yaitu daun sirsak (25 gr), lengkuas (25 gr), dan bawang putih (12.5 gr) dihaluskan menggunakan blender. Seluruh bahan dicampur dengan deterjen (1 gr) kemudian direndam dalam 1 L air selama 1 hari. Keesokan harinya larutan bahan disaring dengan kain halus. Setiap 1 L hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 L air sebelum digunakan. Materi dan tata cara pembuatan insektisida nabati dirangkum dalam bentuk leaflet sebagai luaran program yang diberikan kepada petani. 

Diharapkan program ini agar dapat benar- benar diterapkan oleh para petani kelompok tani Ngudi Mulyo, kelompok tani Tri Martini, serta Gapoktan Tani Jaya agar dapat mengurangi pemakaian pestisida kimiawi serta para kader dapat menyosialisasikan kepada petani dari kelompok tani dan desa lainnya mengenai ilmu dan pengetahuan yang didapat setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun