Kitab ta'lim muta'alim itu merupakan kitab akhlak yang biasa nya di kaji oleh para santri di pondok pesantren. Kitab ta'lim muta'alim ini di karang oleh syaikh zarnuji. Beliau merupakan ulama yang terkenal di dalam dunia Pendidikan,terutama di kalangan Masyarakat santri. Kitab ta'lim muta'alim ini memiliki 13 pasal di antara nya yaitu "penghormatan terhadap ilmu dan alim" yang akan di bahas ini. Di dalam mencari ilmu itu pasti nya kita harus memiliki akhlak/etika kepada ilmu dan kepada guru yang memberikan ilmu tersebut. Di katakan di dalam kitab ta'lim muta'alim ini bahwa seorang pelajar tidak akan memperoleh ilmu dan tidak dapat mengambil manfaat nya jika tidak menghormati ilmu dan guru. Karena ada yang mengatakan bahwa orang orang yang telah berhasil mereka Ketika menuntut ilmu sangat menghormati kepada ilmu dan guru nya.
Ada sebuah syair yang bebrunyi, "tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya guru. Ini wajib di pelihara oleh setiap orang islam. Sunggu pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya." Sebab guru yang mengajarkan satu huruf yang dibutuhkan dalam agama, maka ia itu ibarat bapakmu dalam agama. Perbuatan perbuatan yang termasuk akhlak menghormati kepada guru ialah, hendaknya seorang murid tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, dan tidak memulai bicara padanya kecuali dengan ijin nya.
Lalu ada juga akhlak dalam menghormati ilmu yaitu dengan kita menghormati kitab. Seorang santri di larang memegang kitab kecuali dalam keadaan suci. Imam Sarkhasi pernah sakit perut, namun beliau tetap mengulang-ulang belajarnya,wudhu nya, sampai tujuh belas kali pada malam itu, karena beliau tidak mau belajar kecuali dalam keadaan suci. Ilmu itu adalah Cahaya, dan wudhu juga Cahaya. Sedangkan Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu. Dan etika/akhlak yang lain nya dalam menghormati ilmu yaitu para penuntut ilmu dilarang untuk meletakkan kitab di dekat kakinya Ketika duduk bersila. Hendaknya kitab tafsir itu di letakkan di atas kitab kitab yang lain nya, dan hendaknya tidak meletakkan sesuatu di atas kitab.
Yang termasuk dalam menghormati ilmu yaitu menghormati teman dan orang yang mengajar. Para santri harus saling mengasihi menyayangi apalagi kepada guru,supaya ilmu nya itu bermanfaat. Hendaknya para penuntut ilmu itu mendengarkan ilmu dan hikmah dengan rasa hormat, sekalipun sudah pernah mendengarkan ilmu tersebut. ada yang berkata, "siapa yang tidak menghormati atau memperhatikan satu masalah, walaupun ia pernah mendengarnya seribu kali,maka dia bukan termasuk ahli ilmu".
Di dalam kitab ini juga di jelaskan Santri tidak patut duduk dekat gurunya Ketika mengaji kecuali darurat. Tapi sepatutnya ada jarak antara santri dan guru, kira kira sepanjang busur panah, hal ini semata mata untuk menghormati guru. Seorang santri itu harus menghindari sifat tercela, lebih lebih seperti sifat sombong. Seorang penyair berkata "ilmu adalah musuh orang yang congkak atau sombong, sebagaiman banjir menjadi musuh dataran tinggi." Dikatakan juga "kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi karena karunia dari Allah, banyak budak yang menempati tempat orang Merdeka (mulia), dan banyak pula orang Merdeka yang menempati kedudukan budak (hina).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H