Kedua keluarga ini terlibat perkelahian dan saling mengancam untuk membongkar rahasia masing-masing. Moon Gwang dan Geun Sae yang sempat merekam kebohongan keluarga Kim menjadikan video sebagai senjata. Sedangkan keluarga Kim tidak memiliki senjata. Ruang tamu yang awalnya dikuasai oleh keluarga Kim kini dikuasai oleh mereka berdua. Namun konflik perkelahian kembali terjadi karena keluarga Kim mulai menyerang. Mereka saling bersaing merebut kekuasaan dan mencoba untuk menghilangkan musuh yang mengancam. Ditengah terjadinya perkelahian, mereka semua panik dan merasa terancam saat Bu Park menelepon dan mengabarkan bahwa keluarga Park akan segera pulang. Keluarga Kim yang memiliki alasan lebih logis untuk berada disana (lebih berkuasa) melakukan segala cara untuk menyingkirkan Moon Gwang dan Geun Sae.
Keluarga Park pulang, Moon Gwang dan Geun Sae diikat dan disembunyikan di basement. setelah  Chung-sook memasak ramen untuk Da-song, Moon-gwang yang sadarkan diri mencoba keluar dari basement namun jatuh menuruni tangga karena ditendang oleh Chung-sook lantaran hampir ketahuan Bu Park. Ki Woo, Ki Jung, dan Pak Kim bersembunyi di bawah meja di ruang tamu disaat Pak Park dan Bu Park tidur di ruang tamu sambil menjaga Da-song yang berkemah di halaman rumah. Setelah situasi aman, keluarga Kim akhirnya bisa menyelinap keluar dan pulang ke rumah ditengah hujan melanda.
Keluarga Kim merasa cemas dan putus asa lantaran hampir ketahuan. Ditambah rumah basement mereka terendam banjir dan sibuk menyelamatkan barang-barangnya. Ki-woo berhasil menyelamatkan batu pemberian Min. Akhirnya mereka mengungsi di gimnasium dan mulai merasa menyesal dan ingin menyerah saja. Keesokan paginya, Bu Park ingin mengadakan pesta ulang tahun dadakan untuk Da-song. Ia meminta semua keluarga Kim datang. Dengan kondisi keluarga Kim yang berantakan, Bu Park memaksa mereka datang dan akan tetap dibayar. Adegan ini memperlihatkan bahwa kaum kapitalis yang tidak mempedulikan kaum proletar. Orang-orang kaya menggunakan uangnya agar bisa mendapatkan kekuasaan atas orang miskin, agar mereka menuruti sesuai dengan kemauannya.
Bu Park mempersiapkan pesta dadakan ini dengan berbelanja bahan-bahan makanan. Dibantu oleh Pak Kim yang tampak tidak bersemangat, Bu Park sibuk menelpon rekan-rekannya untuk datang ke pestanya. Suasana hati Bu Park yang bersemangat dalam dialognya saat menelpon "hari ini cerah berkat hujan deras semalam" berkontradiksi dengan apa yang dialami keluarga Kim semalam.Â
Disaat keluarga Park tidur nyenyak di rumah yang nyaman tanpa ada beban pikiran, keluarga Kim merasa lelah dan putus asa akibat ditempa banjir yang menghanyutkan barang-barangnya. Disini juga Bu Park menyadari bau tubuh Pak Kim yang aneh, seperti yang dikatakan Da Song dan suaminya, bau tubuh dan pakaian Jessica (Ki Jung), Kevin (Ki Woo), Pak Kim, dan Chung Sook sama. Kesenjangan sosial yang dijelaskan pada teori marxisme sangat terasa. Mulai dari kondisi psikologis, penampilan, dan ekonomi antara kaum borjuis dengan kaum proletar terpampang jelas pada adegan-adegan ini.
Ki-woo yang diam-diam menjalin asmara dengan Da-hye, putri keluarga Park merasa tidak layak berada di rumah itu menghadiri pesta ulang tahun Da-song. Rasa ingin mengakhiri sandiwara ini meluap dalam amarah dan keinginan untuk membunuh lawah, yaitu Moon Gwang dan Geun Sae. Ia diam-diam membawa batu pemberian Min dan masuk ke basement untuk membunuh mereka. Namun, Geun Sae yang sakit hati karena istrinya meninggal berhasil melukai Ki Woo dan ia berhasil keluar dari basement.
Pak Kim dibayar lebih untuk berlakon bersama Pak Park membuat kejutan untuk Da-song atas permintaan Bu Park. Suasana hati Pak Kim yang masih semrawut merasa kesal dengan Pak Kim yang memaksa dengan iming-iming bayaran lebih. Tak disangka Geun-sae yang muncul dengan penampilan menyeramkan menyerang dengan menusuk orang-orang yang hadir di pesta termasuk Ki Jung. Da Song yang jatuh pingsan karena trauma dengan hantu yang pernah dilihatnya (ternyata Geun Sae) membuat orang tuanya panik. Pak Park yang cemas dan teriak dari jauh meminta kunci mobil yang dipegang Pak Kim. Sementara Pak Kim sedang mencemaskan keselamatan Ki-jung yang bersimbah darah. Pak Park yang tidak mempedulikan keselamatan orang-orang membuat Pak Kim naik darah dan berlari menusuk Pak Park yang egois.
Orang-orang di pesta berlari ketakutan. Ki-jung meninggal dunia, Chung Sook dan Ki Woo selamat, dan Pak Kim menghilang. Ingatan dan kepribadian Ki Woo bermasalah setelah dioperasi, namun ia dan ibunya tetap dijatuhi hukuman. Hari-hari telah berlalu dan Ki Woo bersama ibunya mulai menata hidupnya kembali.Â
Belakangan Ki Woo memantau rumah keluarga Park yang sudah terjual kepada orang lain dan menemukan tanda-tanda bahwa ayahnya bersembunyi di basement seperti yang Geun-sae lakukan. Ia bertekad untuk sukses dan ingin membeli rumah tersebut seperti yang keluarganya impikan dan ingin menyelamatkan ayahnya. Sayangnya hal ini tampak tidak mungkin bagi Ki Woo, masyarakat miskin yang memiliki cita-cita tinggi namun dengan kondisi ekonomi yang sangat minim. Kaum proletar yang sulit mendapat akses dan fasilitas yang memadai seperti kaum borjuis pada kenyataannya benar adanya.
Referensi:
Caporaso, J. A., & Levine, D. P. (1992). Theories of political Economy. New York: Cambridge University Press .
Emanuela Lintang. (2021). Review Series: Squid Game, Pertaruhan Nyawa, Harta dan Kisah Pelik di Medan Permainan Masa Kecil. Diakses pada tanggal 17 November 2021 pukul 10.38, dari https://journal.sociolla.com/editors-review/review-series-squid-gameÂ
Janati, F. (2021). Sinopsis Parasite, Film Terbaik Oscar 2020. Diakses pada 22 November 2021 pukul 15.30 WIB, dari https://www.kompas.com/hype/read/2021/02/14/175822466/sinopsis-parasite-film-terbaik-oscar-2020
Nirmala Eka Maharani. (2021). Sinopsis Squid Game di Netflix: Berjuang dalam Permainan Mematikan. Diakses pada 20 November 2021 pukul 12.15, dari https://tirto.id/sinopsis-squid-game-di-netflix-berjuang-dalam-permainan-mematikan-gjNMÂ
Pratiwi, N., S. (2019). Ekonomi Politik Internasional: Pendekatan Marxisme. Diakses pada 22 November 2021 pukul 16.03 WIB, dari https://www.iisauc.org/2019/10/14/ekonomi-politik-internasional-pendekatan-marxisme/
Purba, B., Sudarmanto, E., Syafii, A., Nugraha, N. A., Zaman, N., Ahdiyat, M., & Umarama, A. (2020). Ekonomi Politik: Teori dan Pemikiran. Yayasan Kita Menulis.
Pusat Penerangan Politik. (2021). Squid Game dalam Kacamata Thomas Hobbes. Dalam @puspenpol diakses pada 22 November 2021 dari https://twitter.com/puspenpol/status/1443929112737771526?s=20 Â
Putri, R., D. (2020). Mengapa Parasite Layak Memborong Oscar di Academy Awards ke-92?. Diakses pada 22 November 2021 pukul 15.45 WIB, dari https://tirto.id/mengapa-parasite-layak-memborong-oscar-di-academy-awards-ke-92-ex7s
Soetomo. Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya dalam Perspektif Masyarakat Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.Â
Wijaya, Daya Negri. "Kontrak Sosial Menurut Thomas Hobbes dan John Locke". JSPH, Vol.1, No.2, 2016, hlm. 187
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H