Menurut teori Health Belief Model (Rosenstock, 1974) yaitu keputusan seseorang untuk menerima vaksinasi dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang kerentanannya terhadap penyakit, manfaat vaksin, serta hambatan yang dirasakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penting untuk menilai bagaimana edukasi dan akses terhadap vaksin dapat meningkatkan tingkat vaksinasi dalam komunitas dengan tingkat imunisasi rendah.
Seperti yang kita ketahui bahwasannya di dalam tubuh manusia memiliki ribuan antibodi
yang berbeda. Antibodi yang terbentuk berguna untuk mempertahankan tubuh dari berbagai macam virus penyakit. Antibodi yang ada akan memiliki tugas dan fungsinya dalam melindungi penyakit-penyakit yang datang. Dengan demikian, ketika seseorang terpapar virus/penyakit yang belum dikenali tubuh untuk pertama kalinya maka sistem imun memerlukan beberapa waktu untuk merespons serta memproduksi antibodi baru untuk menyerang virus yang tidak dikenalinya. Di tahap ini seseorang akan rentan jatuh sakit.
Dijelaskan bahwa dulu vaksin itu banyak berupa patogen yang dilemahkan saja atau di non
aktifkan sehingga tubuh kita akan mengenali bagian dari protein patogennya tersebut. Pada
inovasi atau teknologi terbaru menggunakan materi genetik yang disebut mRNA. Beberapa
perusahaan yang sudah melakukan perbaharuan teradap vaksin seperti jonHson& jonhson, dan Pfizer. Selain itu penambahan jumlah vaksinasi di usia dini terutama pada anak -- anak sekolah dasar seperti vaksin serviks untuk perempuan, vaksin pneumoni, vaksin roota virus, dan vaksin influenza.Â
Pada zaman sekarang penginputan vaksin juga sudah terpantau langsung oleh Kemenkes.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI