Tari reog merupakan seni tradisional yang kaya akan warna dan energi, menampilkan keindahan seni Indonesia yang mempesona. Bagaimana tidak, para pengisi acara berwajah singa berukuran besar itu bergerak lincah mengikuti irama kendang dan jidoor, sehingga memberikan tontonan yang menarik perhatian seluruh lapisan masyarakat. Kesenian Reog Ponorogo merupakan warisan budaya Indonesia. Kesenian ini tercipta berdasarkan kepercayaan yang diwariskan secara turun temurun. Dalam acara ini juga digunakan cara-cara yang tidak mudah dicapai oleh orang awam, tanpa ada garis keturunan khusus.
    Salah satu ciri khas Tari Reog adalah penggunaan topeng yang besar, indah, dan penuh hiasan. Wajah utamanya adalah wajah singa atau Singa Barong yang melambangkan keberanian dan kekuatan. Selain itu, ada juga wajah Klono Sewandono yang mewakili karakter penguasa. Penggunaan wajah dalam tari Reog juga dapat dikaitkan dengan dunia gaib dan roh nenek moyang.
Akarnya bermula dari tokoh terkenal pada zaman Majapahit, Dewi Songgolangit. Dewa Songgolangit konon mempunyai kesaktian. Selain itu ada cerita lain yang mengatakan bahwa tarian ini diciptakan sebagai hiburan bagi para prajurit yang sedang berperang. Berat wajah ini bisa mencapai 50-60 kg. Tidak semua penari bisa dengan mudah memakai topeng ini, karena membutuhkan banyak keterampilan dan latihan. Selain latihan fisik yang dianjurkan dalam penggunaan Reog Ponorogo, latihan spiritual berupa pantang dan puasa juga harus dilakukan.
    Topeng yang melambangkan tari Reog terbuat dari kayu Dadap dan bulu wajah dikuncir. Kostum tari Reog Ponorogo yang berbeda-beda dapat mengungkap jati diri orang yang mewakilinya. Kostum yang dikenakan para penari menggambarkan tokoh-tokoh tertentu, seperti Kelana Sewandana atau Singa Barong, yang membantu penonton memahami dan berhubungan dengan tokoh-tokoh dalam cerita. Pakaian yang dikenakan oleh tokohnya adalah Pembarong dan Bojang Ganong dengan kaos dan celana hitam, Jatilan dengan kemeja putih, celana hitam dan penutup kepala (Udheng).
     Liona Barong adalah salah satu karakter utama yang muncul dalam tarian Reog. Wajah besar berbentuk kepala singa melambangkan keberanian, kekuatan dan kemauan untuk bertarung. Klono Sewandono merupakan tokoh utama dalam cerita Tari Reog Ponorogo. Penggunaan wajah yang mencerminkan wajah sang master mewakili Kluno Swandono dalam beraksi. Banyak cerita yang diceritakan tentang perjalanan dan petualangan Clono Swandono. Warwick merupakan karakter laki-laki yang terlihat sebagai seorang pendekar atau pendekar dalam Riog Dance.
     Warwick telah memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan dan pertempuran dalam sejarah serial ini. Gemblak merupakan tokoh yang sangat berbeda dengan Warok. Gemblak sering digambarkan lucu dan menghibur serta memiliki banyak sumber komedi dalam pertunjukannya. Bujang Ganong adalah sosok yang tampil dengan pakaian warna-warni dan berbadan gemuk. Gerak-gerik tokoh ini lincah dan kerap tampil menghibur dalam pertunjukannya.
     Tari Reog melibatkan gerakan tubuh yang kuat, dinamis dan terkoordinasi. Gerakan-gerakan ini menunjukkan rasa cinta, keberanian dan kejantanan, terutama jika ditarikan dengan wajah besar. Musik yang dimainkan dalam tari Reog Ponorogo adalah permainan Jawa seperti kedang, kempul, demung, saron, gong, bende dan terompet reog Ponorogo. Alat musik selompret merupakan ciri khas dari tari Reog Ponorogo, karena alat musik tiup ini tidak terdapat pada tari Reog Janthilan atau Jaranan di luar Ponorogo.
    Dengan demikian, seni reog tetap bertahan berabad-abad. Sejalan dengan perkembangan saat ini, banyak perubahan yang dilakukan. Setiap genre mempunyai ciri khas atau keunikan khususnya dalam produksi seni atau panggung. Karya seni Reog Ponorogo tidak hanya bernilai seni dan estetis saja, namun juga mempunyai nilai nyata. Nilai-nilai tersebut antara lain keluhuran budi yang diwakili oleh burung merak, keberanian membela kebenaran (harimau), patriotisme dan kegagahan (tari jatil), harapan (tari pujanganong) dan kepemimpinan (tari kalana swandana). Hingga saat ini masyarakat Punorugu masih menjaga kesenian Reog sebagai warisan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H