Lingkungan mencakup semua kondisi fisik, sosial, dan budaya di sekitar anak yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Lingkungan keluarga sangat krusial; kasih sayang dan pendidikan yang baik dari orang tua dapat membantu anak berkembang dengan baik secara emosional dan sosial. Sebaliknya, lingkungan yang tidak mendukung---seperti kondisi keluarga yang berisiko tinggi dapat menghambat perkembangan anak. Kedua faktor ini berinteraksi secara kompleks. Misalnya, anak yang memiliki potensi tinggi akibat hereditas masih memerlukan lingkungan yang mendukung untuk mencapai potensi tersebut. Sebaliknya, lingkungan yang positif dapat membantu mengatasi beberapa kekurangan yang mungkin ada akibat faktor hereditas.Kesimpulannya, baik hereditas maupun lingkungan memiliki kontribusi penting dalam perkembangan anak. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus dipertimbangkan secara bersamaan untuk memahami proses tumbuh kembang individu secara menyeluruh.
Teori empirisme menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indera manusia.Teori nativisme berpandangan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor bawaan atau hereditas sejak lahir. Manusia dilahirkan dengan struktur jasmani dan psikis tertentu yang dibawa sejak lahir.Teori konvergensi merupakan sintesis dari teori nativisme dan empirisme. Teori ini berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Fitrah manusia sejak lahir dapat berkembang optimal dengan pengaruh lingkungan yang positif. Kesimpulannya, teori empirisme menekankan pengalaman indera sebagai sumber pengetahuan, nativisme pada faktor bawaan, sedangkan konvergensi memadukan keduanya. Namun ketiganya mengakui pentingnya lingkungan dalam mengoptimalkan perkembangan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H