Mohon tunggu...
Salwa Fadhilah
Salwa Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana ISI Yogyakarta

Saat ini sedang berkuliah di Kampus Seni yang ada di Yogyakarta, yaitu Pascasarjana ISI Yogyakarta dengan minat Tata Kelola Seni.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sensasi Menikmati Kuliner di Atas Perahu (Pasar Apung Kawasan Candi Muaro Jambi)

13 Maret 2024   08:00 Diperbarui: 13 Maret 2024   08:03 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Pasar Apung. (Sumber: detiktravel, 2024)

Ekonomi kreatif telah lama dicanangkan sebagai gerakan ekonomi yang berasal dari masyarakat lokal sebagai pelaku ekonomi, sehingga memerlukan kreativitas dan ketekunan masyarakat yang optimal untuk mencapai tujuan pertumbuhan nasional. Melihat perkembangan dari aktivitas kreatif setiap wilayah turut mengindikasikan bahwa ekonomi kreatif telah mengambil peran dalam aktivitas perekenomian. Setiap wilayah yang ada di Indonesia, umumnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai sumber ide yang dapat menjadi ladang perekenomian baru. Potensi yang dapat dikembangkan bisa melalui produk olahan kerajinan, bidang kuliner, fashion, desa wisata, bidang pendidikan, desain interior, musik, film, animasi, televisi dan radio, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, aplikasi, dan lainnya yang berpotensi dalam membantu meningkatkan perekonomian wilayah daerah.

Membangun ekonomi kreatif, artinya melibatkan ekspresi kreatif dan inovasi yang memiliki nilai tambah ekonomi. Hal ini digerakkan oleh kreativitas yang berasal dari pengetahuan dan ide yang dimiliki oleh sumber daya manusia untuk mencari solusi inovatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Seperti banjir yang menimpa masyarakat Muaro Jambi. Luapan air dari Sungai Batanghari, membuat para pelaku UMKM di sekitaran kompleks Candi Muaro Jambi yakni Candi Astano membuka Pasar Apung.

Banjir menjadi berkah bagi masyarakat sekitar untuk menjadi ladang pendapatan dan memanfaatkan situasi ini untuk bertahan hidup. Dari ide kreatif, musibah banjir dikemas ke dalam sebuah bentuk pasar yang ramai dikunjungi wisatawan lokal untuk mencoba sensasi menyantap makanan di atas perahu. Meskipun sebagai destinasi dadakan atau pasar yang muncul saat terjadi banjir. Tetapi Pasar Apung ini mampu mendatangkan pengunjung dari berbagai daerah dan keberadaan pasar ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat setempat.

Pasar Apung berdiri sekitar 11 Januari lalu di Kawasan Cagar Budaya Nasional. Pedagang yang berjualan di Pasar Apung ini adalah kebanyakan dari kaum hawa. Para penjual tergabung dalam Pasar Dusun Karet atau paduka, karena di lokasi paduka saat itu terdampak banjir dengan terpaksa harus ditutup, maka para pedagang beralih dagang di atas perahu di Kawasan Candi Astano.

Pedagang dan Pembeli di Pasar Apung. (Sumber: menara62, 2024)
Pedagang dan Pembeli di Pasar Apung. (Sumber: menara62, 2024)

Pedagang makanan yang menjajakan makanannya di atas perahu menggunakan penutup kepala tengkuluk. Penggunaan tengkuluk sebagai bentuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Jambi. Tengkuluk bagi masyarakat Jambi merupakan penutup kepala yang dijadikan identitas perempuan melayu di Jambi. Upaya yang dilakukan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi di masa lalu. Di mana Sungai Batanghari dikenal sebagai sungai yang strategis utamanya di bidang perdagangan.

Para pedagang tidak hanya menjual makanan ringan seperti kue-kue tradisional khas Jambi seperti pedamaran, juga menjual makanan berat dan buah-buahan hasil kebun masyarakat setempat. Beberapa pedagang menjual dua kuliner makanan legendaris Muaro Jambi yaitu ketan jando dan susu gadis. Dikutip dari laman NgulinerYuk Februari 2024, Salah seorang pedagang di Pasar Apung yang biasa disapa Risma, mengatakan dua jenis makanan legendaris Jambi ini menggunakan bahan dasar yang sama yaitu ketan. Hanya yang  membedakannya dari cara pengolahannya. Kalau ketan janda terdiri dari beras ketan, kelapa dan ada sambal teri. Sedangkan susu gadis berbahan tepung ketan dikasih inti kelapa dan gula merah dibungkus dengan daun pisang berbentuk kerucut lalu dikukus.

Selain itu, makanan dan minuman yang lainnya juga ada seperti mie ayam, bakso, mie swan, cilok kuah kacang, ketan durian, pisang goreng, pempek, ceker ayam, cilok ayam suir, keripik ubi kuah sate, kopi, teh, dan jahe susu. Harga yang ditawarkan pembeli sangat terjangkau untuk kue tradisional mulai dari harga 3 ribu sampai dengan 5 ribu rupiah. Untuk makanan berat mulai dari 5 ribu hingga 10 ribu rupiah per satu porsi makanan.

Pengunjung Pasar Apung untuk menikmati sensasi makan di atas perahu, bisa menyewa perahu sepuasnya dengan harga mulai dari 20 ribu per 40 menit jika digunakan sendiri tanpa tambahan tukang dayung. Tetapi jika pengunjung ingin menyewa perahu ditambah bantuan tukang dayung, pengunjung hanya perlu menambah biaya jasa sebesar 5 ribu rupiah. Lokasi banjir di kawasan Candi Astano tidak terlalu luas, maka batasan waktu yang diberikan dengan harga yang ditawarkan dirasa cukup untuk berkeliling dan jajan. Lokasi dan hawa yang sejuk, sangat cocok bagi pengunjung yang ingin jauh dari kesibukan kota. Suasana yang rindang dari pepohonan yang ada di Kawasan Pasar Apung, membuat suasana makin asik sehingga dapat membuat pengunjung betah untuk berlama-lama. 

Pasar Apung Muaro Jambi. (Sumber: MediaJambiNews.com, 2024)
Pasar Apung Muaro Jambi. (Sumber: MediaJambiNews.com, 2024)

Pasar Apung buka mulai pukul 13.00 WIB sampai sore. Biaya yang dibayarkan pengunjung untuk dapat masuk ke kawasan Pasar Apung hanya 9 ribu rupiah. Pasar Apung buka setiap hari dan biasanya akan ramai pada hari Sabtu dan Minggu. Akses menuju ke Pasar Apung bisa dengan jalan kaki atau menyewa sepeda listrik, motor sewaan milik masyarakat, atau menggunakan jasa antar jemput yang ditawarkan masyarakat setempat.

Keberadaan Pasar Apung memberikan berkah bagi masyarakat setempat. Selain dapat berdagang, masyarakat setempat dapat menyewakan perahu, menawarkan jasa tukang dayung, menyediakan motor sewaan, dan angkutan motor atau sebagai ojek pulang pergi ke lokasi Pasar Apung yang berada di Kawasan Candi Astano. Meskipun bersifat musiman, tetapi Pasar Apung ini sangat berharga bagi masyarakat setempat keberadaannya. Ada beberapa masyarakat yang terhambat pekerjaannya karena banjir tetapi hadirnya pasar ini mebantu menutupi dan menambah pemasukan masyarakat dengan hasil yang lebih dari cukup. Pendapatan warga dari hanya menyewakan perahu sekitar 2 juta perhari dan pada saat hari libur bisa mencapai 10 juta dengan 66 perahu. Pedagang yang berjualan bisa mendapatkan keuntungan mulai dari 100 ribu hingga 300 ribu rupiah per harinya jika kondisi pengunjung Pasar Apung ramai kunjungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun