Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang sangat mendadak bagi semua orang. Sejak wabah ini merembak ke seluruh dunia dan menimbulkan dampak yang begitu besar sehingga intstitusi pendidikan pun akhirnya terpaksa di rumahkan. Bahkan tidak hanya pada bidang pendidikan, berbagai sektor industri dan ekonomi juga ikut terseret.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pembatasan untuk pergi ke luar rumah atau tempat umum. Anak-anak yang biasanya pergi ke sekolah/ kampus untuk menimba ilmu terpaksa berada dirumah. Ketika di rumah maka peran orang tua diharuskan untuk mendukung anak. Kebijakan ini membuat para orang tua kualahan. Dikarenakan orang tua sekarang tidak hanya berperan sebagai “orang tua” melainkan juga menjadi “guru”.
Di masa ini semua unsur mengalami perubahan yang cukup signifikan salah satunya adalah guru. Guru dituntut untuk dapat berkolaborasi dengan teknologi yang ada, tidak lagi menghandalkan metode visual. Pengajaran materi melalui video tatap muka dapat dijadikan sebagai salah satu metode yang baik disertai dengan penjelasan materinya.
Kita tidak menyadari akan pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Wabah inilah yang membawa kesadaran itu kepada kita semua. Biasanya orang tua hanya menyerahkan urusan pendidikan formal kepada lembaga kependidikan untuk mengurus anaknya. Namun dengan adanya pembatasan dari pemerintah, mau tidak mau harus di nonaktifkan. Pola kehidupan anak dan orang tua yang biasanya terjadi ikut terpengaruh.
Segala upaya dan cara telah di lakukan oleh para pemangku kebijakan. Namun semua itu tetap disertai oleh kekurangan yang ada. Seperti dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ditemukan kendala pada sinyal dan data yang digunakan. Ketika seorang guru meminta untuk mengumpulkan tugas dalam jangka waktu tertentu, pasti ada saja anak didiknya yang telat untuk mengumpulkan tugasnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh fasilitas gawai yang tidak mendukung baik kapasitas kemampuan gawainya atau signal yang dipakai. Tentu saja hal ini dapat membuat anak menjadi resah, stress, dan tidak bersemangat. Kontribusi dari institusi yang memegang kendali pertelekomunikasian sangat diharapkan. Pemberian akses internet gratis ini tentu saja akan memberikan dampak yang luar biasa bagi mereka yang kesulitan dalam mengakses internet.
Pengalihan untuk mengatasi stress dapat dilakukan dengan cara mengadakan berbagai permainan. Salah satu contohnya adalah permainan monopoli yang diikuti satu keluarga. Jenis permainan yang dimainkan dengan jumlah pemain yang banyak ini dapat mengurangi kadar emosional anak yang masih belum stabil.
Peran serta anggota keluarga tentunya sangat diperlukan dalam membangkitkan semangatnya dan anak pun secara perlahan dapat mengontrol emosi dalam dirinya. Ketika orang tua ikut mendukung atau membantu anak untuk membuat tugas prakarya di rumah, secara tidak langsung orang tua telah memerankan fungsi afeksinya di dalam keluarga.
Untuk para orang tua yang tetap melakukan pekerjaan dari rumah atau work from home dihapkan bisa untuk menyeimbangkan kepentingan untuk bekerja dan mengurus anak.
Jangan sampai dengan adanya hal ini justru membuat hubungan orang tua semakin renggang dengan anak dan tetap harus memperhatikan anak. Orang tua juga tidak boleh lupa untuk mengkomunikasikan informasi-informasi yang anak terima dengan memberikan penjelasan yang benar dan menciptakan suasana kondusif dirumah.
Dalam proses PJJ ini, peserta didik dituntut untuk memiliki jiwa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan orang tua dapat mempengaruhi keaktifan anak dalam PJJ ini. Orang tua hebat adalah orang tua yang berhasil dalam memainkan perannya dalam fungsi pendidikan. Karena seorang anak yang tumbuh ditentukan oleh pola asuh keluarganya. Apalagi di masa sekarang orang tua menjadi faktor utama dalam perkembangan diri anaknya.
Banyak orang tua ketika ditanya mengenai materi pembelajaran anaknya justru emosi. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakpahaman orang tua dalam menjelaskannya. Platform-platform pendidikan online mungkin dapat dijadikan salah satu solusinya. Jadi orang tua tidak harus emosi ketika anak bertanya. Beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk mendidik anaknya secara emosional di masa PJJ :
- Berikanlah dukungan secara tulus melalui tindakan
Seperti menyiapkan makanan kecil (cemilan) sebagi teman belajar si anak, memberikan pujian ketika anak berhasil mengerjakan hal yang dianggapnya sulit, atau menjadi tempat anak untuk bercerita. Karena di masa ini anak tidak dapat bertemu dengan temannya, maka dukungan psikologis sangat dibutuhkan. - Tidak malas
Orangtua dalam hal ini tidak boleh berperan hanya sebagai penonton saja. Anak justru akan merasa terganggu jika orang tua hanya duduk dan melihat anaknya dari jauh tanpa bertanya mengenai keperluan yang anak butuhkan selama belajar. - Tidak membandingkan anak
Hal yang selalu terjadi kepada orang tua yaitu menuntut sesuatu yang lebih dari anak tanpa memberikan bentuk apresiasi yang sepadan dengan pencapaiannya. Seperti anak yang telat mengumpulkan tugas. Kebiasaan buruk ini akan membuat kepercayaan diri anak menurun. - Tidak menyerahkan gawai begitu saja
Maksudnya disini adalah orang tua tidak menyerahkan anak kepada gawai. Orang tua harus tetap memberikan pengawasan kepada anak. - Melakukan hal baru bersama
Melakukan berbagai hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan akan membantu hubungan anak dengan anak erat. Seperti menonton film bersama diwaktu senggang, memasak brownies, dan masih banyak lagi.
Kondisi ini memberikan kesempatan kepada orang tua untuk lebih mengenal dan memahami pribadi anak. Terutama kepada mereka yang menghabiskan waktunya diluar rumah untuk bekerja. Tidak ada salahnya jika para orang tua mencobanya. Mungkin saja dengan adanya ini dapat memberikan ikatan batin yang lebih kuat.
Ketika Pak Anies Baswedan mengatakan bahwa keluarga merupakan tempat lahirnya benih pendidikan bagi generasi berkarakter, disinilah kita seharusnya paham untuk terus tetap memberikan dukungan dan pendampingan secara maksimal kepada anak. Karena anaklah yang akan menentukan masa depan bangsa kita.
Pekerjaan sebagai orang tua bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, semua orang tua di harapkan dapat menjadi contoh yang baik bagi anaknya dengan melihat diri sendiri.
Ketidakstabilan emosi yang dimiliki anak ternyata juga dapat terjadi sewaktu-waktu kepada orang tua. Maka disini orang tua perlu menjaga ke stabilan emosi meski terasa cukup sulit. Lalu mencoba untuk bertanya apa kemauan dari anak, ini dapat mengatasi kesalahpahaman yang terjadi di antara orang tua dan anak selama masa pandemik ini berlangsung. Pada akhirnya semua yang sulit akan terasa lebih mudah untuk dijalani.
Disetiap musibah yang terjadi selalu ada nilai yang dapat kita ambil. Dengan adanya pandemik seluruh komponen masyarakat diharapkan untuk dapat berpartisipasi bahu membahu dalam menghadapi musibah ini.
oleh Salwadia Zahrah
(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H