Mohon tunggu...
Salwaa Nurmufida
Salwaa Nurmufida Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

🌀🦋🚀🪡

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Penanggulanan Kemiskinan

23 Januari 2024   15:06 Diperbarui: 23 Januari 2024   15:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 gahttps://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2020/07/31/1204150/540x270/10-penyebab-kemiskinan-secara-global-kurangnya-pekerjaan-hingga-

Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, kemiskinan juga merupakan masalah global. Penanggulanan kemiskinan selalu menjadi hal yang penting dalam pembangunan. Indonesia sendiri telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dari sekitar 40 persen pada pertengahan tahun 1970-an menjadi 9,22 persen pada tahun 2019. Angka kemiskinan meningkat selama periode ini, terutama pada krisis tahun 1997-1998 dan 2006-2007. Hal serupa juga terjadi pada masa pandemi COVID-19, dimana angka kemiskinan meningkat dari 9,78 persen pada Maret 2020 menjadi 10,19 persen pada September 2020. Tren penurunan angka kemiskinan selama 40 tahun terakhir dibarengi dengan peningkatan kemiskinan pada beberapa periode 'krisis'. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan kemiskinan dan kesejahteraan sangatlah dinamis. Selain itu, permasalahan kemiskinan juga bersifat multidimensi dan tidak hanya berkaitan dengan kendala ekonomi, namun juga kurangnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta aspek lainnya. Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan kultural (budaya) disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan. Penyebab timbulnya kemiskinan berasal dari dalam dan dari luar penduduk miskin. Penyebab dari dalam diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sikap individu tersebut. Sedangkan penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya alam, tatanan sosial dan kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan pembangunan, kesempatan kerja yang terbatas dan persaingan yang menyebabkan terpinggirnya penduduk miskin. 

Faktor Penyebab Kemiskinan

1. Laju pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

2. Masyarakat Pengangguran Meningkat

3. Pendidikan yang Rendah

4. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata

5. Terbatasnya Pilihan Lapangan Kerja yang Memadai

Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan melibatkan serangkaian strategi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Upaya penanggulangan kemiskinan pada dasarnya merupakan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan sehingga memerlukan sinergi dan kemitraan dengan seluruh pemerintah, baik pemerintah daerah,  swasta, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi dan akademisi, dunia politik, dan tentunya masyarakat itu sendiri, perlu mengembangkan kesamaan visi, pola pikir, dan pola perilaku yang fokus dan  saling menguatkan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Pemerintah sangat mendukung seluruh inisiatif dan inovasi yang dilakukan dan dikembangkan oleh seluruh kepentingan untuk mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah beberapa strategi penanggulangan kemiskinan yang dapat diimplementasikan:

1. Pendidikan dan Keterampilan:

  • Meningkatkan akses dan mutu pendidikan untuk semua lapisan masyarakat.
  • Program beasiswa dan bantuan pendidikan untuk anak-anak dari keluarga miskin.
  • Pelatihan keterampilan bagi orang dewasa agar dapat bersaing di pasar kerja.

2. Pemberdayaan Ekonomi:

  • Pengembangan usaha kecil dan mikro untuk menciptakan lapangan kerja.
  • Pendampingan dan pelatihan bagi wirausaha kecil.
  • Peningkatan akses ke sumber daya ekonomi seperti modal dan pasar.

3. Kesehatan dan Gizi:

  • Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
  • Program imunisasi dan pencegahan penyakit.
  • Pendidikan gizi dan dukungan untuk pangan bergizi.

4. Peningkatan Infrastruktur:

  • Pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, dan sanitasi.
  • Akses ke listrik dan teknologi informasi.
  • Peningkatan transportasi untuk memudahkan akses ke pasar dan layanan lainnya.

5. Sistem Perlindungan Sosial:

  • Program bantuan sosial yang tepat sasaran.
  • Jaringan pengaman sosial untuk mengatasi kejadian tak terduga.
  • Program asuransi kesehatan dan perlindungan sosial.

6. Partisipasi Masyarakat:

  • Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka.
  • Fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat untuk memecahkan masalah lokal.
  • Penguatan lembaga-lembaga lokal untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

7. Kebijakan Anti-Korupsi:

  • Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik.
  • Pemberantasan korupsi dalam semua lapisan pemerintahan dan sektor swasta.
  • Pelibatan aktif masyarakat dalam pengawasan dan pencegahan korupsi.

8. Pengembangan Wilayah:

  • Program pembangunan wilayah untuk mengurangi ketidaksetaraan antar wilayah.
  • Pengembangan industri dan pertanian berbasis lokal.
  • Pemberdayaan komunitas lokal untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.

9. Pengurangan Konflik dan Kekerasan:

  • Penanggulangan konflik dan kekerasan yang dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial.
  • Pembangunan dialog antar kelompok masyarakat untuk mencapai perdamaian.

Implementasi strategi ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat. Pendekatan dan berkelanjutan diperlukan untuk mencapai hasil yang signifikan dalam mengatasi masalah kemiskinan.

Dampak Kemiskinan
Kemiskinan memiliki dampak yang signifikan pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak kemiskinan di Indonesia antara lain meningkatnya angka pengangguran, banyaknya kasus putus sekolah, munculnya berbagai masalah kesehatan di masyarakat, meningkatnya tindakan kriminalitas, meningkatnya angka kematian, dan berbagai konflik yang terjadi di masyarakat. Masyarakat miskin akan kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak, sehingga tingkat pendidikan yang rendah dapat memperparah kondisi kemiskinan. Selain itu, masyarakat miskin juga akan kesulitan untuk mendapatkan akses kesehatan yang layak, sehingga angka kematian masyarakat miskin cenderung lebih tinggi. Masyarakat miskin juga cenderung melakukan tindakan kriminalitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tingkat kriminalitas di suatu daerah dapat meningkat. Kemiskinan juga dapat memicu terjadinya konflik di kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mengentaskan kemiskinan perlu dilakukan agar dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun