Mohon tunggu...
Salwaa Ninda
Salwaa Ninda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Unissula Semarang Dosen Pengampu: Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.

Hobi membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimisasi Rantai Pasok dalam Industri dengan Menggunakan Teknik Supply Chain Management

11 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   20:03 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rantai pasok yang efisien dan terkoordinasi dengan baik merupakan faktor kunci dalam kesuksesan industri modern. Dalam dunia yang semakin terhubung dan global, perusahaan dituntut untuk mengelola rantai pasok mereka dengan lebih efektif guna memenuhi permintaan pelanggan yang semakin kompleks. Salah satu pendekatan yang telah terbukti untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menerapkan teknik Supply Chain Management (SCM) yang komprehensif.

Optimisasi rantai pasok dengan menggunakan teknik Supply Chain Management (SCM) merupakan suatu pendekatan strategis untuk meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan kinerja keseluruhan suatu rantai pasok industri yang mencakup semua tahapan dari produksi hingga konsumen akhir. SCM digunakan untuk merancang, mengelola, dan mengkoordinasikan proses-proses tersebut agar berjalan dengan lebih efisien.

Supply Chain terbagi menjadi 3 jenis, pertama yaitu Upstream Supply Chain yang merupakan proses penyediaan bahan mentah untuk proses produksi barang dan biaya operasional yang kemudian dikirimkan ke manufaktur. Perusahaan yang fokus pada upstream supply chain dapat memastikan kualitas produk jadi, melacak tingkat inventaris, meminimalkan kekurangan bahan mentah, dan meningkatkan kepuasan konsumen akhir. 

Kedua, Downstream Supply Chain merupakan kegiatan yang berlangsung setelah proses manufaktur yaitu pendistribusian produk ke toko ritel atau e-commerce atau penjualan ke konsumen akhir. Perusahaan yang fokus pada downstream supply chain dapat meningkatkan pengalaman konsumen dan memperoleh keunggulan kompetitif. Kunci dari proses downstream adalah pengiriman produk tepat waktu.

Ketiga, Internal Supply Chain yaitu proses yang menyediakan material produksi dan pabrikasi. Proses internal supply chain melibatkan fungsi multiple dalam perusahaan yaitu produksi, penjualan, dan distribusi.

Tujuan utama dari teknik Supply Chain ini adalah untuk memenangkan kompetisi pasar atau setidaknya bisa tetap bertahan di pasar dengan cara menyediakan produk yang berkualitas, terjangkau, dan bervariasi.

Dalam upaya memenangkan kompetisi pasar terdapat beberapa masalah yang sering muncul terkait dengan pengadaan sumber daya, pengelolaan akuisisi, manajemen supplier, manajemen customer, manajemen resiko, serta identifikasi masalah dan cara menyelesaikannya. Teknik Supply Chain ini hadir untuk meminimalisir masalah tersebut.

Salah satu aspek penting dalam penerapan SCM adalah perencanaan dan prediksi permintaan yang akurat. Dengan memahami tren pasar, perilaku pelanggan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan, perusahaan dapat mengoptimalkan persediaan dan menghindari terjadinya kekurangan atau kelebihan stok. Ini dapat mengurangi biaya persediaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Selain itu, SCM juga melibatkan pengelolaan hubungan dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya. Kolaborasi yang erat dengan pemasok dapat membantu perusahaan memperoleh bahan baku yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. Dengan membangun hubungan yang kuat, perusahaan dapat meminimalkan risiko pasokan dan meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan permintaan atau kondisi pasar yang tidak terduga.

Penerapan teknologi informasi juga merupakan faktor penting dalam optimisasi rantai pasok dengan menggunakan SCM. Sistem manajemen persediaan yang terintegrasi dan berbasis teknologi dapat memantau persediaan secara real-time, mengotomatiskan proses pengadaan, dan memfasilitasi koordinasi yang lebih baik dengan mitra bisnis. Teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan analitik data juga dapat digunakan untuk memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang kinerja rantai pasok dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan.

Dalam konteks industri, penerapan SCM dapat memberikan sejumlah manfaat yang signifikan. Pertama, efisiensi operasional dapat ditingkatkan melalui pengurangan biaya persediaan, penghematan energi, dan peningkatan produktivitas. Hal ini dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global.

Kedua, SCM dapat membantu meningkatkan responsivitas terhadap perubahan pasar dan permintaan pelanggan. Dengan memiliki visibilitas yang lebih baik terhadap rantai pasok, perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan produksi dan distribusi guna memenuhi permintaan yang berubah-ubah. Hal ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan memungkinkan perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang dinamis.

Ketiga, penerapan SCM juga dapat membantu perusahaan dalam mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap gangguan eksternal. Dengan membangun jaringan pasokan yang tangguh dan memiliki strategi mitigasi risiko yang efektif, perusahaan dapat menghadapi tantangan seperti bencana alam, perubahan kebijakan, atau masalah kualitas dengan lebih baik. Ini akan meminimalkan dampak negatif pada operasional perusahaan.

Selain memiliki beberapa manfaat, teknik Supply Chain juga memiliki beberapa kekurangan seperti ketersediaan bahan baku yang tidak terpenuhi apabila mendapat supplier yang tidak bertanggungjawab, banyak pihak yang terlihat dan memiliki kepentingan masing-masing, serta stok produk yang berlebihan apabila proses pendistribusian terhambat.

Cara kerja teknik Supply Chain pada bisnis melalui 5 tahapan yaitu yang pertama perencanaan pengelolaan sumber daya. Pada tahap ini tentukan metrik untuk mengukur seberapa efisien dan efektif, memperlihatkan value ke konsumen dan memenuhi tujuan perusahaan.

Kedua, penyediaan sumber daya alam dengan memilih supplier yang sesuai dan melakukan monitor serta mengelola hubungan dengan supplier. Ketiga, manufaktur yaitu mengatur semua aktivitas untuk menerima bahan baku mentah kemudian menguji kualitasnya, mengepak dan menjadwalkan pengiriman.

Keempat, mengkoordinasikan pesanan konsumen kemudian mengatur jadwal pengiriman, pengiriman muatan, tagihan konsumen, dan penerimaan pembayaran. Terakhir, membuat sebuah alur untuk pengembalian barang produksi yang cacat, kelebihan produk dan produk yang tidak diinginkan.

Dalam kesimpulannya, mengoptimalkan rantai pasok dalam industri dengan menggunakan teknik Supply Chain Management merupakan langkah penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan keunggulan kompetitif di era globalisasi. Dengan mengintegrasikan berbagai fungsi dan mitra bisnis, merencanakan permintaan dengan akurat, membangun hubungan kolaboratif, menerapkan teknologi informasi, dan meningkatkan efisiensi operasional, perusahaan dapat mencapai kinerja rantai pasok yang optimal. Hal ini akan membawa manfaat berupa penghematan biaya, peningkatan kepuasan pelanggan, responsivitas yang lebih baik terhadap perubahan pasar, dan ketahanan terhadap risiko eksternal. Dengan demikian, perusahaan dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di tengah persaingan global yang semakin ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun